Restorasi – Uji bom hidrogen dilakukan Korea Utara di lokasi bernama Punggye Ri, di wilayah pegunungan terpencil ternyata membikin China ketar-ketir. Ahli nuklir di Tiongkok memperkirakan bisa saja sewaktu-waktu tempat uji coba bom di pegunungan itu runtuh, dan malah melepaskan radiasi.
Pendapat itu disampaikan oleh peneliti nuklir senior China, Wang Naiyan. Menurut dia, kalau percobaan bom hidrogen dilakukan Korea Utara tidak dihentikan maka bisa menimbulkan bencana lingkungan yang dahsyat. Sebab, meski hingga saat ini radiasi masih terhalang lapisan bebatuan, tempat itu sudah menjadi lokasi uji coba sebanyak enam kali.
“Kalau Korea Utara menggelar melakukan sekali lagi uji coba di pegunungan itu, maka bisa-bisa gua itu runtuh dan menyebabkan lubang bisa membuat radiasi bocor. Maksudnya gunung itu bisa runtuh kapan saja,” kata Naiyan.
Minggu pekan lalu, Korea Utara menyatakan berhasil melakukan uji coba bom hidrogen. Nantinya bom itu bisa dipasang sebagai hulu ledak pada rudal antarbenua.
Naiyan menyatakan kemungkinan besar pegunungan itu bakal dipakai sebagai tempat uji coba nuklir selanjutnya, karena di Korea Utara hanya sedikit lokasi bisa dipakai buat kegiatan itu. Sebab, gunung itu tidak memiliki puncak tinggi tetapi dominan datar.
Seiring kekuatan bom hidrogen Korea Utara semakin besar, maka ancaman rusaknya tempat uji coba kian mengkhawatirkan. Konon bom baru saja diuji memiliki daya ledak mencapai 50 sampai 120 kiloton. Kekuatannya berkali-kali lipat dari bom atom dipakai membumihanguskan dua kota di Jepang, Nagasaki dan Hiroshima, pada Perang Dunia II lalu.
“Korea Utara harus menghentikan uji coba karena mereka mengancam negaranya sendiri, dan negara lain,” ujar Naiyan. (merdeka.com)