Restorasidaily.com, Jakarta: Kalangan perguruan tinggi diharapkan dapat memetakan ada tidaknya kelompok radikal di lingkungan akademik masing-masing. Sehingga kelompok radikal tidak berkembang.
“Kami harapkan perguruan tinggi mampu mapping di lingkungan internal ada atau tidak kelompok radikal yang berkembang, siapa tokohnya, dan mengupayakan supaya berhenti dan jangan sampai berkembang,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat berbicara pada Seminar Kebangsaan Lembaga Pendidikan Tinggi sebagai Benteng Pancasila dan NKRI di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, 26 September 2017.
Para ahli dari berbagai kampus diharapkan turut berupaya deradikalisasi. Yakni mampu menetralisasi pemikiran mereka-mereka yang terpengaruh paham radikal agar tidak semakin berkembang.
“Intensifkan juga Pancasila di lingkungan perguruan tinggi dalam bentuk kurikulum. Efektifkan juga kerja sama dengan NU dalam mengembangkan Islam Nusantara serta dengan Muhammadiyah dalam pengembangan Islam berkemajuan,” ujarnya pada acara yang dihadiri pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia itu.
Menurutnya, ideologi demokrasi berdasarkan Pancasila juga harus mampu disampaikan kalangan perguruan tinggi bahwa memang cocok bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, kalangan kampus sebagai lembaga akademik diharapkan mampu menyurvei dan menuliskan dengan ilmiah kejadian-kejadian teror dari kelompok radikal yang selama ini sudah terjadi di Tanah Air.
Ketua steering committee seminar kebangsaan itu yang juga Rektor Universitas Mahendradatta Bali, Putri Anggreni, menambahkan kegiatan tersebut diselenggarakan untuk mengingatkan kembali mengenai pentingnya nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Serta mengingatkan pentingnya nilai perdamaian, kerukunan hidup, dan nasionalisme di Indonesia.
(MTVN)