Restorasidaily – Kepanikan terjadi di Gereja GKPS, Jalan Pdt J Wismar Saragih, Kecamatan Siantar Utara, Minggu (8/10 2017) sekira pukul 16.15 WIB. Seorang jemaat sekaligus suami dari Pendeta boru Damanik tiba-tiba terjatuh saat menyampaikan pendapat di hadapan beberapa pengurus gereja. Saat dibawa ke rumahsakit, nyawanya tidak tertolong lagi, akhirnya meninggal dunia di tengah perjalanan.

“Bapak itu (Hansen Ginting) mau menyampaikan pendapat, tapi bapak itu tiba-tiba jatuh. Padahal situasi rapat tadi belum masuk pembahasan makanya tidak ada ribut-ribut. Bapak itu sempat dibawa ke puskesmas, bahkan dokter menekan-nekan dada bapak itu. Tapi gak ada perubahan bahkan jari tangannya berubah hitam makanya dibawa ke RS Tentara dan diketahui sudah meninggal”, ujar beberapa jemaat di sekitar ruangan jenazah RS Tentara.
Informasi yang diterima, dua bulan lalu Hansen Ginting sempat diopname di RS Vita Insani karena mengeluh sesak di dadanya setelah kunjungan di Ramayana Kota Pematangsiantar.
Hansen Ginting (39) merupakan suami Pdt boru Damamik, yang ikut rapat untuk membahas tentang pengkajian ulang pergelaran Perparawi di Balai Bolon Gereja GKPS. Ia bekerja sebagai SAP Wilayah Medan pusat perbelanjaan PT Ramayana Lestari Sentosa (RLS) yang ada diwilayah Sumatera Utara yakni Kota Medan, Tebing Tinggi dan Kota Pematangsiantar.
Sementara itu, Pendeta boru Damanik isteri Hansen tidak henti hentinya menangis. Ia berucap tidak sanggup lagi menjalani kehidupan nya tanpa adanya Hansen karena Hansen selama ini yang selalu mengingatkannya. Dirinya telah dikaruniai seorang anak dari hasil pernikahan dengan Pdt boru Damanik dan sekarang lagi mengandung anak ke dua , hubungan mereka telah terbina selama tiga tahun.
“Aku gak sanggup hidup seperti ini. Tidak ada lagi yang mengingatkan aku, Papa,” ratap Pdt boru Damanik.
Jenazah Hansen Ginting sudah dibawa isteri dan keluarganya untuk disemayamkan kerumah orangtua Hansen didaerah Hatonggukan Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dan hari Selasa (10/10 2017) jenajah Hansen Ginting akan dikuburkan. (Aan)