Restorasidaily.com, Jakarta: Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tak boleh memasuki wilayah Amerika Serikat, saat hendak memenuhi undangan Panglima Bersenjata Amerika Serikat Joseph F. Durford. Atas peristiwa ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus menaruh atensi dan meminta maaf.
“Partai NasDem mendesak Presiden Donald Trump untuk meminta maaf kepada bangsa Indonesia atas kejadian tersebut,” kata Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate melalui keterangan tertulis, Minggu 22 Oktober 2017.
Johnny menilai, permintaan maaf diperlukan karena Indonesia dan AS memiliki hubungan baik. Sehingga, hubungan diplomatik kedua negara tetap berjalan dengan baik, dengan tidak melakukan tindakan ceroboh.
Johnny juga menuntut penjelasan dari Pemerintah AS terkait pencekalan ini. Karena, Johnny menilai tindakan itu aneh mengingat Gatot datang memenuhi undangan Panglima Bersenjata AS Joseph F. Durford.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pun diminta mencari keterangan terkait penolakan ini. Karena, Johnny mengatakan, Partai NasDem mendukung Panglima TNI melaksanan tugas pertahanan keamanan negara.
“Mendesak Menlu RI untuk segera melakukan klarifikasi dengan Gedung Putih demi menjaga marwah TNI khususnya harga diri Bangsa Indonesia,” kata Johnny.
Seperti diketahui, Panglima TNI Gatot Nurmantyo diundang dalam pertemuan Chiefs of Defence Conference on Country Violent Extremist Organizations (VEOs) yang digelar pada 23 hingga 24 Oktober di Washington DC. Konferensi ini akan dihadiri 78 panglima bersenjata dari negara Asia Pasifik.
Gatot mengetahui penolakan itu saat hendak berangkat bersama sang istri sekitar pukul 17.50 WIB, kemarin. Gatot yang hendak terbang menggunakan maskapai Emirates itu diberitahu tak mendapatkan izin memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection.
Selain melaporkan kejadian ini kepada Presiden Jokowi, Mekopolhukam Wiranto, dan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Gatot juga menghubungi Panglima Bersenjata Amerika Serikat Joseph Durford.
(MTVN)