Restorasidaily.com | PEMATANGSIANTAR
Menjelang 100 hari jabatan Walikota Pematangsiantar, sejak dilantik pada tanggal 10 Agustus 2017, Hefriansyah SE dirasa belum melakukan berbagai terobosan baru untuk diimplementasikan didalam program kerjanya. Untuk itu, Hefriansyah SE diminta segera menciptakan Ide Kreatif dan Inovatif demi kemaslahatan masyarakat dan peningkatan kinerja birokrasi yang bisa menjadi bukti keberhasilannya dalam memimpin Kota Pematangsiantar selama 5 tahun.
“Sebagai masyarakat pematangsiantar, saya menilai walikota hefriansyah bukanlah sebagai sosok pemimpin yang mampu membangun kota pematangsiantar, karena ia tidak memiliki ide kreatif dan inovatif. Hingga dua hari menjelang 100 hari jabatannya, seharusnya beliau sudah melakukan berbagai terobosan baik itu demi perbaikan kinerja birokrasi maupun kebaikan bagi masyarakat terkhusus yang berstatus ekonomi kelas bawah,” ucap Willy W Sidauruk SH,MSi saat ditemui Rabu (15/11/2017).
Menurut Pengacara muda ini, jika Hefriansyah SE yang dilantik berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No: 131.12-3233 Tahun 2017, tidak segera berbenah dan berkarya dalam jabatannya, maka tidak tertutup kemungkinan ia akan menghadapi berbagai protes dan kritikan dari elemen masyarakat yang turun ke jalan.
“Dengan berlatar pendidikan sarjana ekonomi dan pengalaman sebagai pengusaha muda, sudah semestinya beliau mampu menciptakan ide kreatif/inovatif yang belum pernah dilakukan oleh walikota-walikota sebelumnya. Serta mampu menjalin komunikasi dengan berbagai kalangan pelaku dunia usaha (investor) sehingga bisa membuka lapangan kerja untuk peningkatan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.
Hingga hari ini, Hefriansyah SE juga dianggap tidak peka terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat, seperti permasalahan penggusuran lapak pedagang kaki lima, penataan pasar horas dan pasar dwikora, bangunan yang tidak memiliki IMB atau yang melanggar ketentuan IMB, pengelolaan usaha yang tidak sesuai klasifikasi izin usaha, pengaruh limbah usaha di lingkungan warga, pengangguran, kemacetan arus lalulintas disebabkan angkutan umum, pengelolaan lahan parkir, serta moralitas para Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melayani masyarakat.
“Kalau beliau tidak mampu bekerja maksimal untuk masyarakat, jangan dipaksakan, lebih baik beliau mundur dari jabatannya. Hefriansyah juga tidak semestinya gerah dengan berbagai kritikan. Seharusnya beliau bisa mendekatkan diri dengan masyarakat melalui bertatap muka secara langsung untuk mengetahui keluhan dan permasalahan apa saja yang dihadapi,” ketusnya mengakhiri. (Silok)