Restorasidaily.com | KARO
Petani di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo mengalami kerugian dan gagal panen akibat kerusakan lahan pertanian yang disebabkan meluapnya sungai Sigumbang dan Sidompak bersumber dari air terjun Sipiso-piso dan kawasan hutan PT Merek Indah Lestari (MIL) gunung Sibuaten yang terjadi, Kamis (16/11) sekira pukul 22:00 WIB.
Kepala Desa Tongging Jhonson Simarmata ketika dikonfirmasi di Kantornya, Jumat (17/11) mengatakan, meluapnya kedua sungai akibat hujan yang sangat deras selama seharian penuh. Sehingga debit air sungai meningkat hingga ke areal lahan pertanian. Yang mana kedua sungai itu mengalir melintasi Desa Tongging ke Danau Toba.
Bahkan air bercampur lumpur dan kerikil menggenangi perumahan tempat tinggal warga. Begitu juga dengan bangunan milik pemerintah dan swasta seperti Bronjong dan talud penahan tanah Dinas PUPR tahun anggaran 2016 dan 2017 sepanjang 200 meter ikut rusak dan longsor. Sedangkan bangunan milik desa yakni Letter Saein (Landmark) Wisata Tongging dan lampu jalan yang dibangun oleh yayasan juga rusak terbawa arus air.
“Lahan pertanian yang ditanami cabe, bawang merah dan padi seluas 5 ha milik warga rusak tergerus arus air. Kita bersama Muspika sudah mendata semua kerugian warga yang terdampak. Ada sekitar 21 rumah warga yang terendam lumpur, sedangkan korban jiwa syukurlah tidxak ada. Tinggal menunggu warga yang lain untuk membuat berita acara laporan ke Pemerintah Kabupaten,” ujarnya.
Sementara Camat Merek Tommy Heriko Maruli Tua, AP menjelaskan bahwa kerugian material yang ditaksir sekira Rp1,5 miliar. Kedua sungai tersebut bersumber dari kawasan hutan Sibuaten yang melewati Desa Aek Hotang, Naga Lingga dan Desa Pengambaten yang jatuh di air terjun Sipiso-piso Tongging yang bermuara di pantai danau Toba.
“ Sementara ini sebagian warga telah melakukan gotong royong membersihkan material lumpur dan kerikil yang masuk ke rumah-rumah warga terdampak. Ya, terpaksa tadi malam warga begadang dulu. Untuk bangunan Landmark Tongging yang dibangun yayasan dan menjadi milik desa sedang dibuatkan berita acara pertanggungjawaban kepada yayasan bahwa bangunan teersebut rusak tergerus air,” ungkapnya.
Dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan, lanjutnya lagi, dirinya sudah melaporkannya kepada Bupati. Alat berat seperti beko sudah diminta ke Dinas PU agar dikirim untuk melakukan normalisasi sungai.
“Memang saat kejadian, masyarakat resah. Begitu juga dengan tanaman pertaniannya yang rusak, jadi bakal gagal panen yang mengakibatkan kerugian. Kita sudah buat permohonan ke dinas terkait, apakah bisa membantu bibit untuk warga,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Kapolsek Tigapanah AKP Banuara Manurung, SH saat berada di lokasi yang sama menyebutkan Muspika dan Babinsa serta pemerintahan desa telah melaporkan kejadian ini.
“Setelah ada laporan, langkah pertama yang dilakukan adalah kita para Muspika langsung turun mengecek semua warga, bangunan dan lahan pertanian yang rusak dan mendatanya. Syukurlah tidak ada korban jiwa,” imbuhnya.
Adapun rumah warga yang terdampak yakni rumah milik palen Girsang, Kenen Sialoho, Jumadi Situngkir, Hakim Munthe, Janner Munthe, Hot Raya Munthe, Linda br Munthe, Pandapotan Silalahi, Bison Sidebang, T. Tarigan, Sarudin Manihuruk, Rolas Sidebang, Jonson Situngkir, Jonter Simanjorang, Malik Sijabat, Torang Silalahi, Jonsin Sijabat, Aleng Sidebang, Sardi Situngkir, Erni br Sijabat dan Jansius Situkkir. (Anita)
Discussion about this post