Restorasidaily.com | KARO
Belum tuntas warga Desa Tongging, Kecamatan Merek membersihkan seluruh sisa material berupa lumpur dan kayu pasca meluapnya sungai Sigumbang dan Sidompak, Kamis (16/11) lalu. Kembali, Minggu (26/11) sekira pukul 19:00 Wib hingga 22:00 Wib pemukiman desa tersebut diterjang banjir setinggi 1,5 meter.
Peristiwa banjir itu diawali dengan hujan deras. Akibatnya kedua sungai tersebut yang melintas kawasan desa itu debit airnya meningkat tajam. Volume air sungai semakin bertambah hingga akhirnya meluber dan menerobos pemukiman warga.
Sekitar 50 Rumah warga yang kedatangan ‘tamu tak diundang’ langsung siaga menyelamatkan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi. Bahkan luapan air sungai merusak salah satu bangunan milik warga. Begitu juga dengan lahan pertanian milik beberapa warga seluas 8 hektar rusak tergerus air sungai.
“Kejadiannya karena curah hujan mulai tinggi mulai pukul 19:00 Wib hingga 22:00 Wib. Aliran air sungai mulai tampak besar sekira pukul 22:00 Wib dan berhenti pukul 02:30 Wib Senin dini hari dan menggenangi rumah warga. Air sungai bercampur sampah kayu dan lumpur juga merusak lahan pertanian dan salah satu bangunan,”ujar Kepala Desa Tongging Jhonson Simarmata didampingi perangkatnya Josmalin Purba dan Minpin Purba, Senin (27/11) di Kantornya kepada wartawan.
Dikatakannya lagi, datangnya banjir tersebut sempat membuat warga panik dan terpaksa menyelamatkan perabotan rumah tangga serta mengungsi ke rumah keluarganya masing-masing. “Untung saja tak ada korban jiwa, namun kita masih mendata kerugian yang menimpa warga. Untuk sementara kerugian ditaksir berkisar Rp2 miliar,”ujarnya.
Terpisah, seorang warga yang menjadi korban banjir Karim Sigalingging (66) mengatakan salah satu bangunan rumah kecilnya roboh akibat diterjang banjir.
“Bukan itu saja, tapi puluhan ekor ternak ayam dan bawang putih yang siap dijual serta puluhan goni pakan (pelet) ikan ikut hanyut terbawa air ke danau toba. Yah, semuanya hanyut, gak tau lagi mau minta bantuan kemana. Kali ini total rugi, tak ada lagi uang kami,” lirihnya.
Lain halnya dengan Hotli Simarmata dan Ranak Purba, lahan pertaniannya menjadi retak akibat terjangan banjir. “Tadi Muspika Kecamatan Merek sudah datang dan mendata kerugian kami,” ucapnya.
Menurut mereka, mungkin kejadian ini tak akan terjadi lagi jika Pemkab Karo langsung mengerahkan alat berat untuk menormalisasi kedua sungai itu. Tapi hingga sekarang belum juga diturunkan alat beratnya.
“Sudah kami usulkan agar diturunkan alat beratnya, tapi gak datang-datang juga. Gimana lagi kami buat, kalo alat beratnya gak ada. Udah pasti akan terjadi banjir susulan,”ketus mereka lagi.
Pantawan wartawan Restorasidaily.com, BPBD Karo mengantarkan bantuan berupa 54 lembar selimut, 200 lembar handuk, 54 lembar matras dan 54 lembar tikar untuk diserahkan kepada warga terdampak. (Anita)