Restorasidaily.com | KARO
Nyawa Candra Harahap (28) nyaris berakhir di tangan massa. Pasalnya pria lajang ini babak belur dan bersimbah darah setelah dipukuli warga, Rabu (13/12/2017) sekira pukul 13:00 WIB, tepatnya di Jalan Let Jen Jamin Ginting Simpang Ujung Aji, Kecamatan Berastagi. Ia nekat menggadaikan sepedamotor Honda Revo BK 6290 AAL yang dilarikannya.
Adanya kejadian itu, warga pun langsung menghubungi Polsekta Berastagi, sehingga pelaku penggelapan kereta ini selamat dari maut dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe karena luka serius dibagian kepala dan wajah, kaki dan mata untuk mendapatkan perawatan medis.
Menurut informasi yang diperoleh dari Sunardi Ginting (32), warga Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Senin(13/12) sekira pukul 15:30 WIB mengatakan pelaku berhasil ditangkap setelah adanya laporan yang disampaikan oleh salah seorang supir angkot tak lain adik kandungnya sendiri. Dimana pada saat itu pelaku menumpangi angkot dan supir tersebut melihat pelaku dan masih mengenali ciri-cirinya. Padahal sudah lebih setahun septor jenis Revo BK 6290 AAL dilarikannya .
Sesaat kemudian Sunardi pun langsung tiba dan menanyakan kereta miliknya yang dipinjam pelaku, namun pelaku sempat berdalih sehingga emosi Sunardi memuncak dan memukulinya. Disitu warga menanyakannya, namun Sunardi mengatakan kalau Candra Harahap pernah meminjam septornya dan dijualnya kepada seseorang.
Mendengar itu, warga pun langsung emosi dan menghajarnya hingga bersimbah darah. Beruntung polisi tiba di lokasi sehingga keadaannya tidak lebih fatal.
Disambungnya lagi, awal pertemuannya dengan Candra pada tahun 2016 lalu di salah satu warung kopi di Desa Sempajaya Kecamatan Berastagi . Waktu itu dia minta makan dan langsung diantar ke rumah sekaligus mandi serta ganti pakaian.
“Berhubung waktu itu ada permainan Band di lokasi Bukit Kubu Hotel, saya dan Candra pergi menonton Band Wali itu bersama anak saya Adit Ginting (2).Tak berapa lama menonton Band Wali, Candra minta ijin minjam kereta itu untuk pergi mengambil sesuatu, berhubung hari menjelang larut malam maka saya titipkan anak saya untuk diantar ke rumah. Ternyata di tengah jalan, tepatnya di depan Rudang Hotel anak saya ditinggalkannya lalu dia pergi membawa lari septor nya. Sudah lama anak ini tidak kelihatan, tadi pas ketemu langsung ditanya dan sempat mengelak sehingga dipukuli warga,” ujarnya.
Ketika ditanya, Candra mengaku telah menjual septor tersebut seharga 1 juta rupiah kepada salah seorang penadah di Sembahe, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang dan uangnya untuk beli baju, makan dan main cewek di cafe.
“Saya sudah dua kali melakukan hal serupa, saya bertani dan tinggal di Desa Aji Julu, asal kampung dari Lubuk Pakam,” ucapnya lemas.
Begitu juga informasi yang diperoleh, bahwa Candra pernah diadukan ke Polisi karena melakukan pencurian travo milik salah satu warga dan bisa saja kedoknya sebagai petani di Desa tersebut. “Untuk itu kita harus hati-hati, mana tau ada jaringannya untuk mencuri kereta, “ujar Tarigan.
Kapolsekta Berastagi Kompol Aron Tanba Tua Siahaan ketika dikonfirmasi melaui Kanit Reskrim Iptu Dedi Ginting,SH saat berada di RSU Kabanjahe mengatakan bahwa Candra Harahap diamankan oleh pemilik kereta yang digelapkannya sehingga dimassa warga dan berdarah-darah akibat luka yang dideritanya.
“Kini pelaku sedang menjalani perawatan, sehingga belum bisa dimintai keterangannya, walau pun begitu kita tetap menangani kasus tersebut,” ungkapnya. (Anita)
Candra Harahap luka-luka akibat diamuk warga
