Restorasidaily.com | SIMALUNGUN
Selain dipicu akibat pengaruh minuman tuak (mabuk) saat berkendara hingga terjatuh ke jurang sungai sedalam 50 meter, ternyata jembatan yang dilalui kedua korban juga dinilai sebagai penyebabnya karena tidak memiliki pembatas pengaman jembatan. Bahkan sejak Tahun 1994 hingga saat ini, kondisi jembatan itu dibiarkan seperti itu oleh pejabat dan penguasa yang ada di Pemkab Simalungun, tanpa adanya kepedulian untuk memperbaikinya.
Selain itu, di sisi jembatan sepanjang sekira 15 meter yang berada diatas Sungai Bah Tongguran, Nagori Tanjung Maraja tersebut dipenuhi oleh tanaman semak-belukar, yang mana tidak pernah dibersihkan oleh aparat Nagori (Desa) setempat.
Kondisi itu pun membuat warga sekitar merasa cemas, sewaktu-waktu bisa membahayakan tubuh dan nyawa mereka. Kecemasan itu akhirnya terjadi juga, dimana dua warga bernama Mahala Lumban Raja, (53) seorang ASN di PSDA Nagori Pokan Batu dan rekanya Martua Sitinjak, (32) pegawai BHL salah satu perusahaan Perkebunan Sawit, Minggu (17/12/2017) dini hari sekira jam 01.00 WIB, terjatuh dari jembatan saat mengendarai sepedamotor sepulang minum tuak dari sebuah Kafe di lokasi Nagori Maria Hombang.
Andai jembatan itu memiliki pembatas pengamannya, kedua warga tersebut tidak akan terjatuh kedalam jurang sungai.
“Warga disini sudah berulang kali mempersoalkan dan menyampaikan keluhan terhadap pembatas jembatan. Tapi tak seorangpun aparatur pemerintahan nagori dan pemkab simalungun menanggapinya. Kami saja yang warga disini selalu cemas ketika berkendara melintasi jembatan ini. Akhirnya, sudah ada jatuh korban kan?,” ucap seorang warga sekitar lokasi kejadian.
Menurut warga lainnya, Supardi, menjelaskan bahwa pembatas jembatan telah rusak setelah dihantam banjir bandang pada Tahun 1994. Sejak itu kondisi jembatan dibiarkan tanpa pembatas pengaman.”dulunya jembatan itu ada pengamannya tapi karena pada tahun 94 ada banjir bandang jadi rusaklah pengamannya. Itu juga menjadi penyebab jatuhnya kedua korban ini, kalau tadinya pengaman disisi jembatan ada mungkin mereka tidak jatuh”, kata pak Supardi.
Untuk itu warga meminta pihak pemerintah harus berperan dalam perbaikan infastruktur desa (nagori) terutama terhadap jembatan yang kini menimbulkan korban.
Penulis ; Nandho
Editor ; Hendro Susilo
