Restorasidaily.com | SERIBU DOLOK
Kelakuan Oknum Kepala SD Negeri Sinar Minan boru Saragih Baru bersama sang suami Perdinan Purba tidak pantas untuk ditiru. Mereka tega menipu uang pembelian jeruk milik seorang petani jeruk di Nagori Seribu Dolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Walhasil, sang petani mengalami kerugian hingga Rp7,7 juta.
Informasi yang diterima wartawan Restorasidaily.com, sekira bulan Oktober 2017 silam, petani jeruk berinisial MG (37) didatangi oleh suami Kepsek SD Negeri 095170 Sinar Baru, Perdinan Purba (59) untuk membeli jeruk di ladang milik MG. Negosiasi pembelian jeruk pun akhirnya disepakati dengan harga Rp7.500,/Kg. Hari itu juga jeruk dipanen dari lokasi perladangan Juma Seribu Dolok sebanyak 1,036 ton.
“Usai dipanen dan jeruk diangkat dari lokasi ladang, kedua pasutri itu bilang akan segera mengantarkan uangnya. Namun setelah ditunggu-tunggu, dan dihubungi melalui hp juga tak pernah dijawab mereka. Uang jeruk sebesar Rp.7.770.000 belum dibayarnya hingga saat ini”, ucap MG, saat ditemui Jumat (15/12) sekira pukul 10:15 WIB.
Lebih lanjut dikatakan, kesalnya, pelaku yang didatangi di kampung mereka tapi tidak pernah ketemu. Pernah juga menyuruh anggota di ladang untuk menagih uang itu. Itupun dijanjikannya lagi tanggal 10 Desember
. “Udah sampe tanggalnya, dia gak muncul-muncul. Saya sudah datangi Polsek untuk mengadukannya, tapi dianjurkan Polisi agar diselesaikan secara kekeluargaan dulu. Jika tidak ada solusinya dan pasutri itu tak ada niat baik. Baru dibuat laporan pengaduan,” ujar korban mengutip kata polisi.
Yang lebih sakitnya, beberapa minggu lalu, Perdinan Purba bersama istrinya Minan Boru Purba sempat mendatangi MG ke rumahnya sembari menyerahkan Surat Keterangan Hak Milik sebidang tanah persilan diatas segel Tahun 1997 Nomor :593/…../III/1999 atas nama Pendi Sitorus, Warga Desa Sinar Baru, Kecamatan Silimakuta, Kaupaten Simalungun sebagai jaminan. Tapi surat itu janggal karena atas nama orang lain bukan miliknya, begitu juga dengan segel surat tersebut atas nama Camat Justin Hasugian, BA tetapi tidak ditandatangani.
“Surat ini diantarnya kemari dan anggota yang terima. Karena bertepatan saya sedang di luar kota. Surat ini gak saya perlukan, sebab diduga surat itu juga palsu dan bukan atas namanya. Memang niatnya sudah mau menipu orang, setiap ditagih ada saja alasannya,” kesalnya.
Menindaklanjuti permasalahan yang dialami MG ,maka beberapa wartawan mencoba mendatangi rumah Minan Boru Saragih di Nagori Sinar Baru. Bahkan sampai juga ke sekolah tempatnya mengajar, tetapi tidak bertemu. Saat pintu rumahnya digedor, sama sekali tidak dibuka dan dikunci dari dalam.
Sementara, Pangulu Nagori Sinar Baru, Sarmedi Sipayung ketika dihubungi melalui telepon seluler membenarkan kalau sudah banyak yang menelepon dirinya terkait kelalukan pasutri tersebut.
“Sudah banyak orang yang datang ke desa kami untuk menjumpai Perdinan Purba dan Istrinya Minan Boru Saragih. Bukan satu dua orang saja, rata-rata mau menagih uang. Tapi tak pernah ketemu. Begini saja, langsung saja kalian konfirmasi sama yang bersangkutan, karena kebetulan saya lagi berada di luar kota,” sebutnya mengarahkan.
Untuk mengetahui lebih jelas kelakuan pasutri itu, wartawan sempat mengobrol dengan warga setempat. Dikatakan warga lagi, bahwa uang beras yang di ambilnya disalah satu toko juga pernah ditembaknya (Tak dibayar) sehingga dikejar-kejar pemilik toko sembako.
“Sudah banyak oranglah yang datang kemari hanya untuk menagih utang mereka itu. Mungkin udah itu pekerjaan sambilan mereka,” ketus warga tersebut. (Anita)