Restorasidaily.com | SIBOLGA
Hingga kini, Satuan Reskrim Polres Sibolga masih mengalami kendala dalam mengungkap motif pembunuhan di KM Wira Glori rute Sibolga-Gunung Sitoli, Nias, yang terjadi Rabu (20/12/2017) dini hari sekira jam 00:30 WIB. Itu dikarenakan, oknum pelaku pembunuhan, Bema Zaro Laiya (56) juga tewas di lokasi. Ia nekat menggorok lehernya sendiri setelah membunuh dua korban tewas lainnya, Peringatan Ndruhu (pemudik) berumur 25 tahun, Anugrah Zebua berusia 25 tahun, serta seorang korban kritis Odalige Harefa (penumpang) yang berumur 50 tahun.
“bahwa peristiwa pembunuhan yang kita himpun baik dari saksi maupun manager PT. Wira Jaya Logikatama dan ABK kapal, terjadi di sekitar wilayah perairan Sibolga tepatnya di wilayah pulau Mursala. Dimana pada saat itu, pelaku melakukan pembantaian hingga menggorok leher dan menusuk bahu dari dua pelaku”, ucap Kapolres Sibolga, AKBP Edwin H Harianja,SIK,MH melalui Kasat Reskrim AKP Agus Adhitama di hadapan para wartawan.
AKP Agus Adhitama menuturkan bahwa pelaku ketika itu memegang sebilah pisau dan tongkat setinggi 1,7 meter. Namun sumber asalnya masih dalam tahap penyelidikan. Peristiwa tersebut menewaskan 3 (tiga) korban meninggal di tempat termasuk pelaku setelah bunuh diri, menggorok lehernya sendiri dengan menggunakan sebilah pisau.
Perkelahian sempat dilerai oleh petugas keamanan dari personil TNI AL yang kebetulan melakukan penjagaan di kapal lenyeberangan tersebut. Pada saat itu, petugas melakukan himbauan hingga melakukan tembakan ke tangan kanan pelaku, namun pelaku tidak mengindahkan tembakan yang mengenai tangannya justru malah menghabisi nyawanya sendiri dengan menyayatkan pisau ke lehernya hingga pelaku terkapar dan pisau terbuang ke laut.
Usai peristiwa tersebut, nahkoda kapal kemudian memutar balik arah kapal kembali ke Kota Sibolga. Sesamlainya di dermaga, personil Polres Sibolga mengevakuasi korban ke RSUd FL Tobing Sibolga.
Meski motif dalam pembunuhan ini masih belum diketahui dan dalam penyelidikan pihak kepolisian, namun pihaknya mengaku akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, apalagi terhadap kedua pengamanan dari personil TNI Angkatan Laut, sehubungan mereka tetap melakukan pengamanan karena kapal harus diberangkatkan kembali ke Pulau Nias.
“sebelumnya jenazah dibawa ke rumahsakit Metta Medika, namun karena di rumahsakit tersebut tidak ada kamar jenazah, jam 04.00 pagi tadi, kami menerima jenazah dan saat ini masih menunggu pihak keluarga korban”, jelas Tigor, Humas RSUD FL Tobing.
Sebelumnya kapal berangkat dari Pelabuhan Pelindo Kota Sibolga pukul 22.00 menuju Pelabuhan Nias dengan membawa jumlah penumpang sebanyak kurang lebih 700 orang. Namun setiba di perairan pulau Mursala, setelah kurang lebih 2 (dua) jam perjalanan terjadi penganiayaan berat. Mengetahui peristiwa tersebut Kapten Kapal Nok Metusala (52), kemudian memutar haluan balik menuju Sibolga.
Informasi dihimpun dari seorang sepupu korban Anugerah Zebua mengaku bahwa korban bersama dirinya sebelumnya berangkat dari Kerinci hendak pulang menuju Nias. Ia tidak mengetahui persis persoalan yang menimpa sepupunya itu karena sewaktu kejadian dirinya sedang tidur.
“saat itu saya bersama sepupu saya, anugerah zebua itu bang, hendak pulang ke Nias Selatan, dan kami tidak ada persoalan sama sekali dengan pelaku hingga saya terbangun, sepupu saya sudah kehilangan nyawa dengan bersimbah darah”, ungkapnya di RSUD FL Tobing Sibolga sembari berurai air mata.
Penulis ; Hendra Simanjuntak
Editor ; Hendro Susilo