Restorasidaily.com | Tanah Jawa, SIMALUNGUN
Sudah tiga hari ini, jasad Renita boru Girsang, siswi SMA Negeri 1 Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, yang hanyut di sungai Bah Tongguran, Nagori Pokan Baru, Kecamatan Hutabayu Raja, belum juga ditemukan. Dibalik peristiwa itu, Renita Gurning seolah sudah tahu akan nasibnya dengan memposting kalimat salam perpisahan ke beberapa temannya di akun Facebook miliknya, sekira sebulan yang lalu.
” Selamat tinggal tman2 ktkn berpisah untuk selamany “, tulis gadis berparas cantik itu dengan nama akun fb Renita Goerning pada tanggal 30 November 2017 jam 12:39 dini hari.
Kalimat salam perpisahan yang diposting di FB itu pun membuat rasa sedih yang mendalam bebeberapa temannya, seperti yang disebutkan atas nama akun fb, Alicia Sinaga, dengan memposting kalimat ” Kenapa perkataanmu ini menjadi doa Renita Goerning. Lak ngeri ma baritai TUHAN “.
Retina Gurning bersama seorang temannya bernama Cindi, Selasa sore (26/12/2017) sekira pukul 17.00 WIB, menyeberangi aliran sungai Bah Tongguran. Mereka pergi ke Huta Unong Manik Nagori Pokan Baru Kecamatan Huta Bayu Raja untuk menjemput pakaian Regina di rumah opungnya. Untuk mempercepat perjalanan mereka pun memotong jalan dengan menyeberang sungai Bah Tongguran itu.
Tiba-tiba tubuh korban terbawa arus deras air sungai, sedangkan saksi Cindi berhasil selamat karena pandai berenang. Mengetahui itu saksi Cindi pun berteriak minta tolong sehingga warga setempat mendatangi sungai tersebut.
Peristiwa tersebut sontak menghebohkan warga sekitar dan warga langsung melakukan pencarian terhadap jasad Retina Gurning yang sampai saat ini belum berhasil ditemukan.
Menurut seorang warga, Maringan Sinaga (57), sebelum kejadian kedua korban sempat melihat kondisi arus sungai bah tongguran dan entah kenapa akhirnya kedua korban balik lagi ke sungai yang sampai membuat mereka berdua hanyut, korban selamat Cindy sempat terbawa arus sejauh 300 meter dari lokasi jatuh dan akhirnya selamat, tetapi Renita Gurning sampai sekarang belum juga ditemukan.
Hingga berita ini diterbitkan, keluarga dan warga sekitar masih melakukan pencarian dengan menyisir pinggiran aliran sungai Bah Tongguran.
Penulis ; Fernandho Pasaribu
Editor ; Hendro Susilo
Discussion about this post