Restorasidaily.com | TAPANULI TENGAH
Dengan kondisi mulut dan hidung mengeluarkan bui, seorang wanita ditemukan tewas di belakang sebuah kafe di Desa Sipeapea, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Minggu (14/1/2018) dini hari sekira jam 01.30 WIB.
Korban bernama Lasma Manalu (40) diduga sebagai pelayan kafe itu sebelumnya melarikan diri bersama tiga rekannya sesama pelayan cafe lantaran ketakutan saat digelarnya razia Satpol PP di cafe tersebut.
Informasi yang diterima wartawan Restorasidaily.com dari Paur Kasubbag Humas Polres Tapanuli Tengah, Aiptu Hasanuddin Hasibuan menyebutkan, penemuan jasad korban pertama kali diberitahu oleh Soritua Simarmata, pemilik cafe. Beberapa saat setelah razia Satpol PP, korban menghubungi Soritua guna memberitahu keberadaan dirinya serta meminta minum. Soritua pun segera bergegas le belakang cafe sambil membawakan minum.
Namun alangkah terkejutnya, Soritua menemukan Lasma Manalu sudah tidak bernyawa lagi dengan kondisi mulut dan hidung mengeluarkan bui.
“Sekira pukul 01.00 wib datang Satpol PP melakukan Razia di Kafe milik SS, kemudian 4 orang pelayan kafe tersebut ketakutan dan melarikan diri ke belakang kafe. Setelah Satpol PP melaksanakan razia dan meninggalkan kafe kemudian korban sempat menelepon pemilik kafe untuk meminta minum. Tidak berapa lama pemilik kafe tersebut sampai ke TKP kemudian korban ditemukan sudah tidak bernyawa lagi dan mengeluarkan bui dari mulut dan hidung”, ucapnya.
Di lain pihak, Kepala Satpol PP Kabupaten Tapteng Hikmal Batubara membenarkan bahwa pada Minggu (14/1/2018) pihaknya menggelar razia dengan mengerahkan sebanyak 60 personil dengan menyasar 3 titik lokasi di Tapteng, yakni Tanah Merah Kecamatan Pinangsori, Sipeapea dan Pantai Binasi Kecamatan Sorkam.
“Ia, 60 personil hanya satpol PP saja”, ucap Hikmal.
Disinggung dengan penemuan mayat seorang pelayan kafe yang ditemukan di kafe yang berada di Desa Sipeapea usai pihaknya menggelar razia, Hikmal mengaku tidak tahu akan hal itu, dan selama bawahannya melakukan operasi razia tidak diperkenankan untuk melakukan pemukulan.
Ia juga menuturkan, setelah pihaknya menggelar razia di Kafe yang berada di Desa Sipeape, pihaknya kemudian meninggalkan lokasi antara pukul 01:00 – 02:00 WIB dengan membawa 2 orang pelayan dari kafe tersebut. Dan selama menggelar operasi razia di kafe tersebut, pihaknya tidak menemukan ada pelayan yang sakit ataupun meninggal.
“Jam 1 atau jam 2 tadi malam. Yang penting, selama kita melakukan operasi, kita tidak ada melihat yang sakit atau meninggal, buktinya mereka sehat, bisa mereka lari,” tuturnya.
Dijelaskannya lebih jauh, hasil dari operasi razia yang digelar itu, pihaknya berhasil mengamankan sebanyak 12 orang pelayan kafe dan saat ini telah dikirimkan ke Parawasa Brastagi untuk menjalani pembinaan.
“Ada 12 orang, dari tanah merah 10, dari Sipeapea 2, dan sudah langsung diantar tadi pagi ke parawasa untuk dibina usai didata tadi pagi semua, kira-kira jam 5,” pungkasnya mengakhiri.
Personil kepolisian bersama warga mengevakuasi jasad korban dari belakang kafe. Sejumlah saksi termasuk pemilik kafe, Soritua Simarmata dimintai keterangan atas peristiwa yang menghebohkan Desa Sipeapea tersebut. Kasus ini sedang ditangani Satuan Reskrim Polres Tapteng untuk menyelidiki penyebab kematian korban.
Penulis: Hendra Simnjuntak
Editor : Hendro Susilo
Discussion about this post