Restorasidaily.com | MEDAN
Forum Komunikasi Antar Budaya Adat (Forkala) Kota Medan menggelar acara Dialog Kebudayaan yang dilaksanakan di Medan Club, Jalan RA Kartini, Selasa (23/1/2018). Di kegiatan yang berthemakan “Dari Medan Untuk Indonesia, Merajut Kebhinekaan Merawat Kebangsaan”, itu juga menampilkan hiburan sekaligus memperkenalkan alat musik Kolintang.
Kolintang adalah sejenis alat musik khas berasal dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang cara memainkannya sama halnya dengan cara memainkan alat musik Gamelan di dataran Jawa. Namun, alat musik kolintang mempunyai perbedaan dari segi bahannya yang terbuat dari kayu yang disusun rapi dan sejajar. Kolintang mempunyai 14-21 bilah kayu dan panjang sekitar 30-100 cm, yang lebih pendek bertindak menghasilkan tangga lagu (not) yang tinggi. Kayu yang lebih panjang bertindak menghasilkan not yang rendah.
“Dalam hal hiburan pun juga dapat ditemukan komunikasi antar budaya disaat kita menonton tarian, nyanyian dan drama yang dipertunjukkan. Seperti yang tadi kita lihat, penampilan alat musik kolintang asal Minahasa, khusus dipertunjukkan di kegiatan tadi,’ ucap Ketua Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) Sumut Rolly Piay didampingi Sekretaris Jimmy AP Lumunon.
Rolly Piay mengapresiasi dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Forkala kepada K3 Sumut untuk menampilkan alat musik tradisonal Kolintang di kegiatan dialog Kebudayaan kota Medan.
Menurutnya, ketika adanya komunikasi diantara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, disitulah terjadinya komunikasi antar budaya. Karena menurut para ahli, komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya.
Dengan kata lain, komunikasi antar budaya merupakan seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan.
Dikatakannya, bahwa ia sependapat dengan Sir Edwards B Taylor, seorang ahli kebudayaan yang mengatakan kebudayaan adalah keseluruhan kompleks dari ide dan segala sesuatu yang dihasilkan manusia dengan pengalaman historisnya. Termasuk disini adalah pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, kemampuan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
“Komunikasi antar budaya terjadi, ketika orang-orang yang berbeda kebudayaan dipertemukan. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi antar budaya ini merupakan komunikasi yang terjadi ketika kedua orang atau lebih sedang proses berkomunikasi untuk mencapai pemahaman dan pengertian diantara khalayak yang berbeda kebudayaan. Oleh karena itu, kegiatan inilah yang membawa keselarasan dalam berkomunikasi,” ungkap Ketua K3 Roly Piay.
Yang mana, sambungnya lagi, komunikasi antar budaya pada hakikatnya dapat menciptakan keselarasan dan kebersamaan. Selain itu juga dapat saling memahami sisi-sisi perbedaan antar individu. Hal itu pun sering terjadi di Indonesia, karena Indonesia merupakan negeri yang memilik ragam budaya. Dan perbedaan inilah yang harus didukung, dipelihara dan dilestarikan.
Dengan adanya kegiatan komunikasi antar budaya yang digelar Forkala Kota Medan ini telah memberikan dampak positif untuk mempermudah bersosialisasi dan meminimalisir kesalahpahaman. Karena ada beberapa fungsi dari komunikasi antar budaya diantaranya adanya hubungan interaksi, menambah pengetahuan, menyatakan identitas sosialnya dan menghibur. (Anita)
Discussion about this post