Restorasidaily.com | MEDAN
Sesuai dengan permintaan warga Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) yang berada di luar daerah khususnya Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) sekitarnya agar mendirikan (membangun) Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) di Kota Medan akan terealisasi.
Minggu (21/1/2018), telah diresmikan jemaat “Nafiri Sion Medan” sekitarnya sekaligus ibadah perdana yang bertempat di Pos Pelayanan GMIM Jl. Semporna Ujung No. 229 Medan Kota, Komplek Kantor Pusat Gereja Protestan Persekutuan (GPP) sekitar Stadion Teladan.
Ibadah perdana dihadiri para jemaat “Nafiri Sion Medan” dan para undangan yang dipimpin langsung oleh Ketua Sinode/Bishop GPP Pdt. Erwin Tambunan, MTh. Dalam Khotbahnya menyatakan bahwa pada abad 18, orang Minahasa datang ke Tanah Karo dan menjadi berkat bagi umat Tuhan di Tanah Karo. Sehingga berdirilah Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). Yang mana pekabaran injil pertama di daerah Karo merupakan jamahan tangan Tuhan untuk menyampaikan berita keselamatan. Kehadiran pekabar injil pertama di daerah Karo dibagi menjadi atas dua kurun waktu oleh lembaga penelitian dan studi DGI.
“Kita sebagai pelayan harus mengetahui kriteria pelayan, karena pelayan sering diperhadapkan dengan tantangan. Kita harus selalu berdoa minta tuntunan kuasa Tuhan sehingga Gereja terus bertumbuh. Kiranya Jemaat Nafiri Sion Medan untuk tetap semangat dalam hidup berjemaat, menjadi garam dan terang dunia terutama dilingkungan sekitar untuk meneruskan Amanat Agung Tuhan Yesus sebagai Kepala Gereja,”ujarnya dalam khotbahnya.
Dijelaskannya, sejarah berdirinya GBKP masa-masa Permulaan (1890-1906), tanggal 18 April 1890, Pdt. H.C. Kruyt dan Nicolas Pontoh dari Minahasa yang tiba di Belawan untuk penginjilan orang Karo dan memilih Desa Buluh Awar menjadi pos pelayanan diperhadapkan dengan banyaknya tantangan. Mereka mulai mempelajari bahasa Karo dan adat istiadatnya. Mengadakan pendekatan-pendekatan dengan masyarakat setempat dengan tidak jemu-jemu.
Sehingga para penginjil yang dikirim memberikan pelayanan pendidikan umum di lima desa. Masing-masing mendirikan satu pos pelayanan, serta mengadakan kerja sama dengan Kepala Desa setempat dan membagi pos-pos untuk melayani dan menyebarkan injil yang dipimpin oleh Pdt H.C.Kruyt dan Nicolas Pontoh di Desa Buluh Awar, Guru Injil Benyamin Wenas di Desa Salabulan, Guru Injil Johan Pinontoan di Desa Sibolangit, Guru Injil Ricardo Tampenawas di Desa Pernengenen dan Guru Injil Hendrik Pesik di Desa Tanjung Baringin.
Ibadah perdana ini dihadiri Tenaga Utusan GMIM Pdt. Melani Pua, STh dan Maxi Pangkey, SE, M.Kes serta para pendiri GMIM Jemaat “Nafiri Sion Medan” diantaranya Jeffry Maukar, SH, MH selaku Ketua Panitia, Sekretaris Teddy Goni dan beberapa anggota yakni Pdt. Friska Tirsa Oley, STh, Ibu S.A. Lantang Spd, Anita Theresia Manua, Ir. Alexander P Lumunon, Ir. R Marpaung, A.R. Silitonga STh, Deasy Pangalila, Maxi Rimporok, Ronny Rumagit, Yopi Rawung dan Yance Kesek.
Sementara dua orang misionaris dari Tanah Minahasa yang datang mendirikan GMIM di Kota Medan sekitarnya yakni Pdt. Melani Pua, STh dan Maxi Pangkey, SE, M.Kes berdasarkan Surat Tugas dari Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM No: K.1742/PPD.I.1/12-2017 tertanggal 04-12-2017. (Anita)
Discussion about this post