Restorasidaily.com | PEMATANGSIANTAR
Harapan masyarakat terhadap sosok Walikota Pematangsiantar Hefriansyah SE untuk bisa bekerja lebih baik dalam peningkatan ketertiban dan keindahan penataan kota, sepertinya hanya sebatas angan-angan saja. Buktinya, hari demi hari, kesemrawutan semakin terjadi di berbagai lokasi, terkhusus pada lokasi larangan parkir.
Lokasi yang dipasangi Rambu Larangan Parkir pun sudah diabaikan, dijadikan lahan parkir dengan memungut uang parkir. Kuat dugaan, uang parkir itu sebagai tindakan korupsi demi keuntungan oknum pejabat maupun oknum lainnya.
Seperti yang terlihat di sepanjang Jalan WR Supratman depan Lapangan Merdeka (Taman Bunga), Jumat (26/1/2018). Walaupun ada rambu larangan parkir, tetapi badan jalan tetap dijadikan sebagai lahan parkir bagi kemdaraan roda empat dan roda dua.
Oknum petugas parkir memungut uang parkir sebesar Rp1000 untuk kendaraan roda dua, dan Rp2000 untuk kendaraan roda empat.
Dari empat petugas parkir, mampu menghasilkan pendapatan sekitar Rp1 juta per harinya. Maka per bulannya, lahan parkir itu bisa menghasilkan uang sekitar Rp30 juta.
“Lihatlah perboden larangan parkir itu. Hanya sebagai pajangan saja. Kendaraan roda dua dan roda empat tetap diizinkan parkir, lalu dipungut uang parkir. Aneh kan?. Lalu kemana uang parkir, disetor kepada siapa?. Saya menduga itu uang masuk ke kantong oknum pejabat tertentu”, ucap Hendri, seorang warga Kota Pematangsiantar, saat ditemui di sekitar komplek Lapangan Merdeka.
Ketika hal itu coba ditindaklanjuti kepada oknum petugas parkir, tak seorang pun bersedia memberi keterangan. Bahkan Kepala Dinas Perhubungan, Esron Sinaga yang memiliki kewenangan menangani lahan parkir pun tidak berhasil ditemui di ruangan kerjanya.
Menyikapi kondisi itu, hendaknya Walikota Pematangsiantar Hefriansyah SE segera melakukan penertiban sekaligus bertindak tegas terhadap oknum yang melegalkan lokasi tersebut menjadi lahan parkir dengan memungut uang parkir. Jika itu tidak dilakukannya, maka ia bakal memperoleh penilaian buruk dari masyarakat selama masa kepemimpinannya.(Silok)