Restorasidaily.com | PEMATANGSIANTAR
Seorang pasien cuci darah (Hemodialisis) di RSUD dr Djasamen Saragih, berinisial MS, mengeluhkan sistem pelayanan di rumah sakit milik Pemerintah Kota Pematangsiantar itu.
Para perawat dinilai tidak profesional dalam bekerja, karena sesuka hatinya menyuruh pasien menekan sendiri tombol restart, serta tidak adanya kepedulian terhadap hasil dari pengecekan HBS/HG pada darah pasien.
“Saya sangat kecewa dengan sistem pelayanan para perawat di rumah sakit ini. Tata cara kerja mereka tidak profesional, bisa berdampak buruk pada pasien”, kata MS, saat ditemui di RSUD Djasamen Saragih, Sabtu (10/2/2018) siang.
Dijelaskan, ketidakprofesionalan para perawat itu terutama di ruangan HD. Mereka acap memperlihatkan keangkuhan dengan berbicara dan menyuruh secara tak sopan terhadap para pasien.
“Dalam pengambilan darah, perawat tidak memberitahukan apa hasilnya positif atau negatif. Tidak diberitahukannya hasil itu pasien tidak tahu bagaimana cara mengatasi bila hasilnya negatif. Pasien akhirnya hanya berpasrah diri dengan keadaan tersebut. Tidak tahu kemana lagi melaporkannya”, ujar MS mengakhiri.
Parahnya lagi, diantara para perawat tersebut, banyak yang tidak memiliki lisnsi atau sertifikat, sehingga sangat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.
Sebagai contoh, para perawat diberi keleluasan menggunakan jarum suntik ke tubuh pasien. Dikhawatirkan, bisa berdampak buruk terhadap tubuh dan kondisi kesehatan pasien.
Sementara itu dr Saiden Saragih mewakili Managemen RSUD dr Djasamen Saragih mengatakan, keluhan pasien HD tersebut sudah lama didengarnya, dan akan menjadi prioritasnya untuk mempertanyakannya ke Direktur Utama dr.Beatrix Susanti Dewayani dalam waktu dekat ini.
“Semoga lah ada perubahan menuju rumah sakit yang dicintai masyarakat kota pematangsiantar”, ucapnya.
Penulis : Fernandho
Editor : Freddy Siahaan