Restorasidaily.com | SIBOLGA
Sesosok mayat yang ditemukan di Pulau Wunga, Nias Utara, pada hari Jumat, 9 Pebruari 2018 lalu, akhirnya berhasil dikenali. Jasad itu merupakan seorang ABK KM Mega Top 3 bernama Rizwan Naim, warga Jalan Sisingamangaraja, Gang Kenanga, Kelurahan Aek Parombunan, Kota Sibolga.
Pengakuan itu disampaikan oleh Ayu, seorang ibu rumah tangga yang suaminya juga sebagai ABK di Mega Top 3.
“Iya, saya kenal dari bentuk belang kepala dan tali pinggang yang masih terpasang di tubuh nya,” katanya sembari menagis di ruang mayat RSU FL Tobing Sibolga, Selasa, (13/2/2018) siang.
Dikenalinya mayat yang mengenakan kaos kampanye calon Walikota Sibolga Tahun 2015, pasangan Syarfi Hutauruk – Edy Polo Sitanggang, itu setelah jenazah tiba di Dermaga KNTM Sibustak-bustak, Kecamatan Sibolga Selatan, Senin (12/2/2018) malam sekira pukul 22.15 WIB yang dibawa oleh KM Sempurna.
Sementara itu pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi, dan belum dapat memastikan apakah sosok mayat tersebut merupakan salah satu ABK KM Mega Top 3 atau bukan.
Pihak kepolisian masih menunggu kedatangan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumut yang dikabarkan tiba di Kota Sibolga hari ini.
Dengan adanya penemuan sesosok mayat itu, membuat Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bambang Soelistyo akan turun ke Kota Sibolga untuk memberikan keterangan resmi.
Sembari menunggu kedatangan tim DVI Polda Sumut, jenazah saat ini berada di ruang mayat RSU FL Tobing Sibolga.
Sebelumnya, banyak pihak menduga bahwa mayat yang ditemukan di perairan Nias Utara itu adalah ABK KM Mega Top 3 yang hilang kontak sejak 3 Januari 2017 lalu. Hal itu diperkuat titik koordinat penemuan mayat di N0030034 E 9540170, sesuai dengan lokasi terakhir KM Mega Top III sebelum putus kontak.
KM Mega Top 3 yang berangkat dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga pada tanggal 27 Desember 2017 lalu, membawa 28 ABK. Namun di tengah laut, ada satu orang tekong kapal Pompong yang pindah ke KM Mega Top 3. Pada tanggal 3 Januari 2018, kapal tiba-tiba diterjang badai lalu hilang bersama 29 ABK, tidak diketahui dimana keberadaannya hingga saat ini.
Penulis : Hendra Simanjuntak
Editor : Hendro Susilo