Restorasidaily | KARO
Masyarakat di Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, Sumut menjadi heboh. Pasalnya, 207 ekor babi yang dipeliharanya mati terserang virus Hog Cholera atau kolera babi, Jumat (31/10/2019).
“Tercatat, ada 200 ekor babi yang mati di Kecamatan Lau Baleng dan 7 ekor lagi sekitar Kabanjahe. Sebab kematian ternak babi itu diduga terserang virus”, ucap Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemkab Karo, Ir. Metehsa Purba, Jumat (31/10/2019) di ruang kerjanya kepada wartawan sekira pukul 16:35 WIB.
Dikatakannya, dari hasil pemeriksaan terhadap ternak, terlihat ada bintik-bintik merah disekitar kuping. Begitu juga dengan nafasnya yang terengah -engah dan nafsu makan berkurang yang berlanjut dengan kematian.

Ia menyebut, begitu mendapat laporan adanya ternak babi milik masyarakat yang mati. Pihaknya langsung turun ke lapangan dan menyurati Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional I Medan untuk melakukan pemeriksaan ke lapangan.
“Petugas dari BPPV langsung turun ke lapangan, namun bagaimana hasilnya sampai hari ini belum kita terima,” terangnya.
Nah, sambungnya lagi, dalam rangka pencegahan dan penyebaran Virus Babi, Dinas Pertanian terus melakukan sosialisasi ketengah -tengah masyarakat, terutama yang memelihara babi sekaligus melakukan desinfektan (penyemprotan) terhadap ternak.
“Kita terus menghimbau masyarakat agar tidak membeli ternak babi dari luar Kabupaten Karo. Hindari berkunjung ke lokasi atau kandang. Makanan atau pakan ternak jangan dari sembarangan dan sedapat mungkin dimasak sebelum diberikan keternak. Jangan memotong ternak yang sakit, ” jelasnya.
Menurut Purba, Virus Babi tidak menular kepada manusia. Sifatnya hanya Zoonasis (hanya menjangkit sesama). “Kita juga sudah menyampaikan dan mengundang Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara untuk sama-sama turun ke lapangan dan mencari solusi agar permasalahan dapat diatasi,”ujar Purba mengakhiri. (Anita)
Advertisement. Scroll to continue reading.