Restorasidaily | KARO
Akibat Sering terjadinya kemacetan di jalan Medan – Berastagi, sehingga pembangunan infrastruktur jalan tol sangat didambakan masyarakat. Hal ini disampaikan Bupati Karo Terkelin Brahmana saat menghadiri undangan syukuran terpilihnya Bob Andika Mamana Sitepu sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 yang digelar di Jambur Rudang Mayang, Kabanjahe, Selasa (26/11/2019).
“Pertama-tama, mengucapkan selamat kepada Bob Andika atas terpilihnya menjadi anggota DPR RI. Semoga dengan adanya Putra Karo di Senayan dapat membantu terobosan-terobosan percepatan pembangunan di Karo, khususnya pembangunan Tol Medan – Berastagi”, tutur Bupati.
Sebab, menilik dari Perpres No.62 tahun 2011 tentang program Metropolitan Mebidangro dan KSPN Danau Toba pada Perpres No. 49 tahun 2016 telah membuktikan bila amanah kebijakan Presiden RI, Joko Widodo merupakan salah satu bagian landasan payung hukum untuk pembangunan Tol Medan – Berastagi.
“Sudah sangat jelas dan tegas, Kabupaten Karo masuk bagian ke dua Perpres itu”, ungkapnya.
Dikatakannya, pembangunan infrastruktur berskala nasional jalan Medan – Berastagi harusnya menjadi prioritas utama dan merupakan pilihan yang logis dan strategis dalam memacu daya saing guna mengatasi disparitas pembangunan antar wilayah dan kawasan.
“Saya mengapresiasi Bob Andika Mamana Sitepu yang langsung berbuat ‘action’ menyuarakan mendesaknya pembangunan jalan Tol Medan – Berastagi. Apalagi disetiap akhir pekan selalu terjadi kemacetan yang luar biasa”, sebut Terkelin.
Dibeberkannya lagi, mulai dari gerbang keluar Medan – Simpang Selayang – Pancur Batun – Sibolangit hingga Berastagi, membuat para wisatawan sering mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke Karo.
Kemacetan di titik-titik itu tidak akan berkurang lagi, justru kedepannya akan semakin parah seiring bertambahnya berbagai jenis moda transportasi yang begitu pesat.
“Sementara lebar badan jalan sudah sangat terbatas. Kendaraan terus bertambah”, kata Terkelin.
Menanggapi itu, Bob Andika Mamana Sitepu dari Fraksi Partai PDI Perjuangan mengaku akan berjuang semaksimal mungkin merealisasikan terwujudnya pembangunan Tol/Flyover Medan – Berastagi.
Ia menyebut, sempat mengkritik Kementerian PUPR yang kurang peka terhadap kondisi infrastruktur jalan Medan – Berastagi sebagai pintu gerbang bagian utara Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.
“Infrastruktur termasuk jalan Medan – Berastagi yang juga menjadi bagian dari program Metropolitan Medan-Binjai-Deliserdang dan Karo (Mebidangro) hanya untuk kepentingan rakyat Sumatera Utara, dan ini berhubungan dengan Komisi V DPR RI”, paparnya.
Lebih lanjut dikatakannya, satu hal yang harus dipahami yaitu Kabupaten Deliserdang, Simalungun, Dairi, Pakpak Barat, Samosir, Humbahas, Tobasa, Taput, dan sejumlah kabupaten/kota dari Aceh Tenggara, Aceh Tengah dan Aceh Selatan yang juga melintas di jalan tersebut mengaku trauma akibat sering terjebak kemacetan.
“Nah, hal ini yang seharusnya menjadi pertimbangan Kementerian PUPR. Jangan biarkan rakyat Sumut dan Aceh terus-terusan trauma bila melintas di jalur yang semakin padat akibat terjebak macet, baik disiang maupun malam hari”, pungkasnya.
Bob menyebut, sejumlah kepala daerah dikawasan utara Danau Toba dan masyarakatnya, selalu kompak. Sedangkan Kabupaten Karo yang sudah merintis pengusulan wacana pembangunan jalan tol sudah cukup bagus. Namun disisi lain, terus terjadi keributan dan pertikaian yang akhirnya pembangunan berskala nasional tertinggal.
“Kuncinya kita harus bersatu, kompak dan kuat. Jadi mari kita hentikan pertikaian. Dukung Bupati Karo menuntaskan sisa masa jabatannya 1, 5 tahun lagi. Nanti dalam Pilkada, rakyat diberikan lagi kesempatan memilih pemimpinnya. Saya akan selalu siap memfasilitasi pembangunan Kabupaten Karo ke Kementerian”, ucapnya.
Sebab, tidak ada alasan lagi, Kementerian PUPR tidak membangun jalan tol tersebut, yang sudah sangat emergency. Kondisi jalan berkelok-kelok, sering rusak, dan bertebing-tebing tidak layak lagi di era sekarang ini yang serba cepat dan praktis guna memacu peningkatan daya saing dan pembangunan disegala bidang.
“Karena jalan modern itu memiliki multi dimensi ke sektor-sektor lainnya. Bagaimana bisa pertanian dan pariwisata kawasan utara KSPN Danau Toba bisa maju, kalau jalannya masih tradisional karena sering rusak dan macet parah”, tutupnya. (Anita)
Advertisement. Scroll to continue reading.
