Restorasidaily | KARO
Sampah di Indonesia masih menjadi masalah yang serius. Proses terjadinya sampah sangat didominasi oleh adanya kegiatan manusia, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan pola hidup yang semakin konsumtif. Tentunya diikuti dengan meningkatnya produksi sampah.
Seperti di Kabupaten Karo sendiri, kuantitas sampah yang semakin hari semakin bertambah, berimplikasi pada gundukan tempat pembuangan akhir (TPA). Bahkan perilaku masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan ke sungai dan saluran pembuangan air. Acapkali berdampak negatif ke lingkungan, mulai dari banjir dan timbulnya berbagai penyakit.
Untuk mengatasi itu semua, Bupati Karo Terkelin Brahmana didampingi Wabup Cory Seriwaty br Sebayang menerima audensi PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara dan HGNS Inc, Selasa (03/12/2019) di Ruang Command Center Kominfo Karo.
Kedatangan Perwakilan dari HGNS Inc, R James Alexander dan Operational Director PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) Eko Sujatmoko serta staf PT. PPSU, M. Yusuf untuk menawarkan kerjasama pembangunan pengelolaan sampah bertaraf internasional.
Menurut R James Alexander, pihaknya menawarkan cara mencegah adanya pencemaran tanah, sungai dan udara dari pengelolaan sampah. Sehingga pihaknya bersedia bekerjasama dan menawarkan konsep program fasilitasi pembangunan Pusat Daur Ulang (PDU) atau istilah ‘Bank Sampah’.
Namun katanya lagi, dalam sisi pembangunan Bank Sampah. Pihaknya ingin melibatkan kerjasama lintas kabupaten yakni Dairi, Simalungun dan Pakpak Bharat. Dilain sisi, rencana lokasi pambangunan bank sampah akan dipusatkan di Kabupaten Karo.
“Kerjasama ini, rencananya akan difasilitasi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, agar diadakan pertemuan antara ketiga daerah dengan melalui rapat. Sesuai jadwal pada bulan Januari, April, Juni dan Juli 2020″, ujarnya.
Menyahuti tawaran tersebut, Bupati Karo menyambut baik dan merespon positif itu. Sebab keberadaan bank sampah merupakan bagian dari menanggulangi sampah. Tujuan dibangunnya bank sampah, sebenarnya bukan untuk keuntungan semata.
“Bank sampah suatu strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat ‘berkawan’ dengan sampah untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari sampah”, ucapnya.
Untuk itu, sambung Terkelin lagi, dinas Lingkungan Hidup dabn Kebersihan Pemkab Karo dapat mengkampanyekan tentang reduce, rescue, dan recycle (3R). Melalui sosialisasi, masyarakat akan sadar betapa pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Hal senada juga dikemukan Wakil Bupati Karo, kegiatan audensi merupakan tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya bersama pihak investor dari Korea. Manfaat dari bank sampah dapat dijadikan solusi untuk mencapai pemukiman yang bersih dan nyaman bagi warganya.
“Dengan begitu lingkungan yang menjadi tempat tinggal kita akan terjauh dari berbagai bakteri dan kuman yang dapat menimbulkan penyakit dan enak dipandang mata karena terlihat bersih serta rapi”, sebutnya.
Sementara Plt Kadis LHK Pemkab Karo Lisma Br Ginting membenarkan adanya rencana pembangunan pengelolaan sampah atau bank sampah. Ia mengaku telah menyiapkan lahan atau lokasi yang terletak di Desa Nagara, Kecamatan Merek seluas 10 Ha.
“Saya mengapresiasi jika hal ini terwujud, Sebab saat ini Kabupaten Karo memproduksi 100-200 ton sampah per hari. Belum lagi sampah para petani, dengan adanya bank sampah, mudah-mudahan Karo akan menjadi Pilot Project”, katanya.
Meskipun begitu, dikatakan Lisma, biaya pembangunan bank sampah, sesuai dengan informasi disetiap pertemuan, akan diupayakan pihak provinsi. Namun itupun belum final, karena masih ada tahapan rapat lanjutan dan menunggu perkembangan. (Anita)
Advertisement. Scroll to continue reading.
