Sungguh malang nasib pasangan suami-istri lanjut usia (pasutri lansia) bernama Ngadiman (84) dan Sunari (68), warga Huta I, Nagori Kandangan, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Keduanya sedang menghidap penyakit, si suami mengalami lumpuh dan terbaring lemah di tempat tidur, sedangkan si istri mengalami stroke hingga susah bergerak.
Karena keterbatasan ekonomi, pasangan kakek dan nenek itu tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bahkan lebih malangnya lagi, meski tergolong keluarga miskin, namun keduanya luput dari program bantuan pemerintah yang seharusnya bisa diperoleh sebagai warga negara Indonesia.
Merasa prihatin dengan kondisi pasutri lansia tersebut, Selasa (12/5/2020), beberapa pengurus Srikandi Karang Taruna Kabupaten Simalungun mengunjungi sekaligus melaksanakan bakti sosial di rumah mereka. Pada kesempatan itu, Sunari menceritakan kepahitan hidup yang sedang dialami dirinya bersama sang suami, Ngadiman. Mulai dari pekerjaan sebagai petani, menjual ladang untuk biaya operasi anaknya yang sedang sakit, diblokirnya kartu BPJS Kesehatan karena tak mampu membayar iuran, hingga tak pernah menerima bantuan pemerintah terkhusus dari pemerintahan nagori dan kecamatan setempat.
“Yang kami miliki tinggal rumah setemgah batu ini. Dulunya kami sebagai petani di ladang sendiri. Sekarang ladang itu sudah tak ada lagi karena terjual untuk biaya operasi anak kami di rumah sakit, beberapa tahun lalu. Waktu kami mengobati kakek (Ngadiman,red) di RS Tentara, kartu BPJS kami sudah terblokir. Kami pun harus bayar enam ratus ribu. Untuk bantuan pemerintah, kami juga tak pernah dapat”, kata Nek Sunari.

Lalu bagaimana pula sikap pemerintah terhadap pasutri lansia tersebut di masa pandemi covid-19 sekarang ini?. Menurut Nek Sunari, mereka juga tidak memperoleh bantuan apapun baik itu yang disalurkan oleh Pemerintahan Nagori maupun yang dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial.
“Kami tidak pernah dapat bantuan dari Pemerintah selama ini. Kemarin warga sini ada yang dapat bantuan bawanya lewat depan rumah, kami sedih melihatnya karena kami tidak dapat. Kenapa mereka dapat kami tidak dapat,” ucap Nek Sunari sembari meneteskan air mata.
Menyikapi kondisi tersebut, wartawan Restorasidaily.com menghubungi Pangulu (Kepala Desa) Nagori Kandangan, Legiman. Menurutnya, pasutri lansia itu sudah didata sebagai penerima bantuan di masa pandemi virus corona ini. Namun sangat disayangkan, dirinya selaku Pangulu belum pernah menjenguk keduanya yang sangat membutuhkan bantuan kesehatan dan pangan.
“Sudah bang, sudah didata mereka untuk menerima bantuan. Kemarin itu yang mendata itu kepala lingkungan. Tapi sampai sekarang kami belum bisa pastikan keduanya memerima bantuan yang mana. Iya, saya akui belum pernah melihat mereka ke rumahnya. Besok, saya janji atas nama pribadi dan keluarga saya akan memberikan bantuan bahan pangan untuk mereka. Terimakasih sudah mengingatkan saya, bang”, sebut Legiman.(Silok)
Advertisement. Scroll to continue reading.