Restorasidaily | SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA
Pasangan suami-istri lanjut usia (pasutri lansia), Kobro (74) dan Saia (73), warga Huta Sidomulyo, Nagori (Desa) Laras II, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, bersama 3 anak, 2 menantu, 4 cucu dan 3 cicit, ini rela tinggal di rumah tak layak huni. Padahal, berbagai program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dan perbaikan rumah tak layak huni gencar dilakukan, namun itu tak pernah dirasakan oleh mereka.
Ironisnya, tak seorangpun pejabat Pemkab Simalungun, baik itu mulai dari Pangulu (Kepala Desa), Camat, Kepala Dinas terkait, Anggota DPRD, bahkan Bupati Simalungun sekalipun tak pernah melihat kondisi yang sedang dialami pasutri lansia tersebut.
Ditemui beberapa pengurus Srikandi Karang Taruna Kabupaten Simalungun saat memberikan bantuan sembako, Jumat (15/5/2020) sekira pukul 16.45 WIB, Kek Kobro dan Nek Saia mengaku telah terdata sebagai penerima Bantuan Pemerintah Non Tunai (BPNT) di pertengahan Tahun 2019. Namun hingga kini, mereka tidak pernah menerima bantuan tersebut. Sementara sehari-harinya, Kek Kobro bekerja sebagai buruh tani di lahan serikat milik sanak familinya, dan Nek Saia bekerja sebagai tukang urut bayi.
Sedangkan, untuk kondisi rumah semi permanen dengan papan (sudah lapuk) dan beratap seng yang sebagian sudah bocor, diakui tidak pernah memdapat perhatian dari pejabat Pemkab Simalungun, khususnya Pangulu Nagori Laras II.
Hal ini tentunya sangat memprihatinkan di tengah besarnya dana yang digelontorkan oleh Negara ke Pemkab Simalungun, khususnya terhadap Dana Desa. Pemerintahan Nagori, seharusnya bisa mengalokasikan dana untuk program pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagori/Desa (APBDes), baik itu dari pos Dana Desa (DD) ataupun Alokasi Dana Desa (ADD), itu diperuntukkan bagi keluarga yang tidak mampu terhadap rumah yang benar-benar sudah tidak layak huni agar di bangun baru atau direhab.
Menyikapi hal tersebut, Pangulu Nagori Laras II, Sabarta Silalahi enggan mengomentarinya secara transparan. Ketika ditanya tentang bantuan BPNT yang semestinya diterima Kek Kobro dan Nek Saia, dirinya tak menanggapinya.
“Sepertinya semalam anaknya dapat bantuan sembako. Dan pak Kobro sudah kita masukkan untuk penerima BLT Dana Desa”, ucap Sabarta Silalah melalui pesan WhatsApp, seolah sudah berbuat untuk keluarga pasutri lansia di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.
Namun ketika disinggung tentang bentuk perhatian Pemerintahan Nagori terhadap kondisi rumah Kek Kobro dan Nek Saia yang berpenghuni sebanyak 14 orang tersebut, Sabarta Silalahi tak berkenan menjawabnya.(Silok)