Restorasidaily | SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA
Seorang siswa SMK UISU Pematangsiantar, Ardiansah Syahputra, terpaksa dilarikan ke RS Vita Insani usai mendapat hukuman Squat Jump 100 kali dari guru olahraga, Marison Hutagalung.
Ibu Ardiansyah, Sulastri Manurung, warga Bukit Maraja saat dikonfirmasi di RS Vita Insani Pematangsiantar, Selasa (21/12/2021) sekira pukul 09.30 WIB, membenarkan hal tersebut.
“Ku bawa jalan-jalan karena ada pesta ke Jogyakarta karena dia minta ikut. Aku sudah permisi ke pihak sekolah melalui guru kelas”, sebut Sulastri Manurung.
Setelah pulang dari Jogjakarta, Ardiansah masuk sekolah, Kamis (16/12/2021) tapi dia takut karena ada hukuman.
“Hukumannya 110 Squat Jump, dengan hitungan 1 kali alpa 50 Squat Jump dan ijin 60 kali Squat Jump”, ucapnya.
Dikatakan Sulastri, Ardiansah disuruh memilih hukuman atas ketidak hadirannya ke sekolah tersebut. Apakah hukuman tamparan atau Squat Jump.
Ardiansah pun memilih hukuman Squat Jump. Namun belum sampai 100 kali lompatan, Ardiansah pusing dan terjatuh. Dibantu teman-temannya, Ardiansah dibawa pulang ke rumah
Melihat kondisi anaknya beberapa hari di rumah, Sulastri langsung melarikan anaknya ke RS Vita Insani untuk mendapat perawatan medis.
Hingga kini, Ardiansah masih harus mendapat perawatan insentif karena masih sesak dan mendapatkan selang bantuan oksigen.
Kepala SMK UISU, Bahri dikonfirmasi via seluler, Selasa (21/12/2021) sekira pukul 13.30 wib, membenarkan adanya siswa yang dirawat di rumah sakit.
“Betul itu, sudah kami suruh berobat,” katanya.
Saat ditanya, mengapa siswa itu bisa sesak, Bahri mengaku belum mengetahuinya.
“Belum tahu, makanya kita luruskan dulu. Manatau si anak yang salah memberikan informasi”, bilang Bahri.
Saat dikatakan berdasarkan pengakuan orang tua, bahwa si anak tidak masuk sekolah karena ijin pergi ke Jogyakarta bersama orangtuanya dan akhirnya mendapat hukuman Squat Jump 100 kali, Bahri mengatakan sudah bertanya ke guru olah raga Marison Hutagalung, dan mengaku memberikan hukuman 25 kali.
“Pengakuannya 25 kali dan semua siswa juga begitu. Nanti juga kami kesitu. Pihak sekolah mau yang terbaik,” katanya mengakhiri. (Silok)