Restorasidaily | SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA
Puluhan warga penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kelurahan Pematang Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, melakukan protes kepada oknum penyalur beras e-Warung milik T Hutauruk, Sabtu (1/1/2022).
Mereka membawa karungan beras milik PT Bulog yang dianggap tak layak konsumsi serta tidak sesuai dengan harga, berbeda dengan beras yang diberikan kepada warga Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Nagori (Desa) lainnya.
Seorang KPM yang minta namanya tak disebutkan mengaku kecewa dengan oknum penyalur beras e-Warung yang dihunjuk oleh Dinas Sosial Kabupaten Simalungun. Jenis beras yang disalurkan di e-Warung milik T Hutauruk untuk seluruh KPM di Kelurahan Pematang Tanah Jawa, berbeda dengan KPM lain di Nagori/Kelurahan lainnya.
“di karung beras yang saya terima, ada tulisan Bulog nya. Warna berasnya kuning. Setelah dimasak, rasanya tak enak. Makanya kami, para KPM memprotesnya”, sebutnya.
Menurut informasi, warga KPM BPNT telah membelanjakan uang bantuan sebesar Rp1 juta di e-Warung milik T Hutauruk dengan perincian, beras 5 goni ukuran 10 kg, minyak goreng 5 kg, gula 5 kg, kacang ijo 2,5, apel 2 kg.
Camat Tanah Jawa, Farolan Sidauruk mengaku bahwa masalah penyaluran beras dan bahan lainnya di program BPNT untuk para KPM, bukanlah ranah tugas dan wewenangnya. Program tersebut dari Kementerian Sosial yang penanganannya dikoordinir oleh Dinas Sosial Kabupaten Simalungun.
Farolan Sidauruk menyatakan, oknum penyalur beras yang dipercaya oleh Kemensos melalui Dinsos Kabupaten Simalungun untuk wilayah Kecamatan Tanah Jawa adalah Sanggam Manik.
“dia (Sanggam Manik) kan pemasok barangnya. Kok bisa lain sendiri yang di Pematang Tanah Jawa. Itu program Pemerintah Pusat melalui Kemensos. Kata TKSKnya, harus ada ngambil dari Bulog. Digilir itu yang dapat dari Buloq. Ya memang harus ada diambil dari Buloq. Itu aturannya untuk 2021, kata TKSK”, sebut Farolan Sidauruk melalui sambungan telepon seluler dan pesan WhatsApp.
Farolan Sidauruk juga menjelaskan, saat ini petugas sosial mendata dan mengumpulkan beras-beras tersebut. PT Bulog bersedia menggantinya.
“TKSK dan distributir sudah mengajukan keberatan ke PT Buloq dan siap mengganti dengan beras yang lebih segar”, paparnya.
Hingga berita ini diterbitkan, oknum penyalur beras e-Warung bernama Sanggam Manik enggan menjawab panggilan telepon seluler, serta membalas pesan WhatsApp atas Konfirmasi wartawan Restorasidaily.com.(HF/Silok)