Restorasidaily | Pematangsianțar Sumatera Utara
Wesly Silalahi – Herlina, pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota nomor urut 1 di Pilkada Pematangsiantar tahun 2024, menempati urutan teratas sesuai hasil survei terbaru yang dirilis Lembaga Survei Independen Nasional (LSI-N).
Posisi paslon yang diusung Partai Gerindra, NasDem, Demokrat, dan Gelora, itu mengungguli dua calon wali kota yang selalu memimpin dalam setiap survei-survei sebelum pendaftaran di KPU Pematangsiantar, yakni Susanti Dewayani dan Mangatas Silalahi.
Lembaga Survei Independen Nasional (LSI-N) merilis hasil surveinya pada Jumat, 10 Oktober 2024. Survei itu sendiri digelar pada periode 25 September – 1 Oktober 2024.
Survei menggunakan metode sampling terhadap 420 responden yang tersebar di 53 kelurahan di seluruh wilayah Kota Pematangsiantar.
Survei menggunakan pendekatan sampling acak dengan margin of error sebesar ±4,8 persen.
Responden dipilih secara proporsional dari berbagai demografi untuk mencerminkan keragaman populasi Kota Pematangsiantar.
Tanggapan dari 420 responden ini memberikan wawasan yang cukup kuat tentang tren elektabilitas pasangan calon saat ini.
Survei juga memberikan gambaran sementara terkait preferensi politik masyarakat menjelang pemilihan pada 27 November 2024 mendatang.
Direktur LSI-N Dr Bismar Sibuea dalam keterangan kepada koran ini Minggu, 13 Oktober 2024 mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa pasangan Wesly-Herlina unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 27 persen.
Posisi kedua diisi paslon Mangatas Silalahi – Ade Sandrawati Purba yang meraih dukungan sebesar 24 persen, disusul paslon Susanti Dewayani – Ronald Darwin Tampubolon dengan 19 persen, dan paslon Yan Santoso Purba – Irwan yang memperoleh 15 persen dukungan pemilih.
Hanya saja kata Bismar, dinamika elektoral ini masih bersifat fluktuatif. Sebanyak 15 persen responden mengaku belum menentukan pilihan.
Terkait keunggulan paslon nomor urut 1, Bismar menyebut ada pada faktor sosok Herlina.
Sebelum berpasangan dengan Herlina, Wesly selalu berada pada posisi ketiga di bawah Susanti dan Mangatas, dalam setiap survei yang dilakukan berbagai lembaga survei nasional.
Susanti selalu unggul lantaran pemilih Islam dominan, yakni sekitar 70-80 persen mendukungnya calon petahana tersebut.
Sedangkan Mangatas dan Wesly cenderung berimbang di kalangan pemilih Kristen.
Setelah Wesly berpasangan dengan Herlina, persisnya pasca pendaftaran di KPU Pematangsiantar pada 27 – 29 Agustus 2024 lalu, ada perpindahan pemilih dari kalangan Islam ke kubu Wesly – Herlina.
“Jadi Wesly – Herlina unggul saat ini karena ada perpindahan suara Islam dari Susanti ke Herlina. Jadi faktor Herlina yang membuat posisi paslon Wesly – Herlina unggul sementara ini,” kata Bismar.
Dia menegaskan, perbedaan elektabilitas antara dua pasangan teratas, Wesly-Herlina dan Mangatas-Ade, yang hanya 3 persen masih membuka ruang dinamika yang terbuka untuk meraih dukungan.
Menurut dia, kampanye dan interaksi politik yang terjadi dalam beberapa minggu mendatang bisa sangat menentukan.
Pemilih Pemula
Bismar menjelaskan, 15 persen kelompok pemilih yang belum memutuskan pilihan sejauh ini sebagian besar terdiri dari pemilih pemula atau generasi milenial.
Mereka biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk menentukan pilihan politik dan mereka dipandang sebagai elemen kunci yang berpotensi mengubah peta persaingan.
Menurut Bismar, kelompok ini cenderung membutuhkan pendekatan yang lebih personal dan program yang relevan dengan kebutuhan dan aspirasi mereka, terutama di kalangan pemilih muda.
“Dalam beberapa minggu mendatang, kita akan melihat bagaimana masing-masing kandidat mampu mengkonsolidasikan basis dukungan mereka dan merebut hati para pemilih yang masih belum menentukan pilihan. Pemilih pemula dan milenial akan menjadi medan pertempuran penting dalam Pilkada kali ini,” urainya.
Lembaga Survei Independen Nasional (LSI-N) adalah lembaga riset yang berfokus pada analisis politik, sosial, dan ekonomi di Indonesia.
LSI-N memiliki pengalaman panjang dalam melakukan survei-survei independen dan obyektif, serta memberikan kontribusi penting dalam mendukung proses demokrasi di Indonesia.(Silok)