Restorasidaily | SIMALUNGUN
Hingga hari ini, Pemerintah Kabupaten Simalungun yang dipimpin Bupati JR Saragih dinilai lamban mengatasi saluran irigasi jebol akibat hantaman hujan deras di Nagori Laras Dua, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun. Sebab, lima hari sejak peristiwa bencana longsor itu terjadi pada Rabu Pagi (21/8/2029) sekira jam 07.00 WIB, belum ada tanda-tanda tindakan perbaikan yang signifikan.
Alhasil, beberapa warga hidup dalam ketidaknyamanan, khawatir sewaktu-waktu hujan lebih deras terjadi kembali dan bisa mengakibatkan bencana longsor lebih dahsyat yang menimbulkan korban jiwa.
“Pemkab simalungun di bawah kepemimpinan pak jr saragih terkesan lamban. Mungkin memganggap ini bukan bencana alam. Hingga hari ini, upaya sepenuhnya ditanggung swadaya masyarakat, dengan membuat benteng dari karung berisi tanah dan pasir. Belum ada terlihat alat berat ataupun petugas yang akan mengatasi reruntuhan tanah akibat hantaman air hujan deras”, ucap warga setempat.
Padahal, sesuai informasi diperoleh, Pangulu Nagori Laras Dua, Dorsabarta Silalahi telah mengirimkan laporan tertulis kepada Bupati Simalungun JR Saragih Cq Dinas Sosial, tertanggal 22 Agustus 2019. Dalam hal itu, Pangulu Laras Dua meminta bantuan untuk perbaikan atas dampak bencana longsor yang sementara ini masih mengancam pemukiman seorang warga bernama Ardy beserta anggota keluarganya.
Namun, hingga Senin Sore (26/8/2019), Bupati Simalungun JR Saragih serta petugas dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) belum terlihat mengunjungi lokasi untuk menemui warga, serta untuk melakukan penanganan pasca bencana longsor tersebut.(LP/EP)