Restorasidaily | Pematangsianțar, Sumatera Utara
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara, telah melaksanakan rapat pembahasan dana komite TP 2024-2025, Kamis (16/10)2025) dimulai jam 09.30 WIB.
Namun apa yang terjadi?, tuntutan transparansi pengelolaan dana komite yang diperjuangkan orang tua siswa, tidak terungkap secara nyata.
Pengurus Komite MAN Pematangsianțar di bawah kepemimpinan Imran Simanjuntak dibantu Bendahara Pengeluaran Komite, Aznidar Telaumbanua SPd, justru hanya memberikan selembar kertas Lpj tanpa rincian penggunaan uang berjumlah hampir Rp 1,5 miliar yang juga ditandatangani Kepala MAN Pematangsianțar, Lintong Sirait.
“kami selaku orang tua siswa mempertanyakan, kenapa laporan pertanggungjawaban dana komite 2024-2025 hanya selembar ini saja?. Mana rincian tertulis atas penggunaan dana yang kami bayarkan setiap bulan selama satu tahun itu. Yang dipaparkan di layar ini, bukan rincian tapi rancangan dana untuk tahun ini, 2025-2026”, ricuh suara sejumlah orang tua kepada Imran Simanjuntak dan Lintong Sirait.
Dengan lantang, Lintong Sirait menyatakan bahwa rincian lpj dana komite tidak harus diberikan kepada orang tua siswa.
“yang bapak-ibu lihat itu merupakan jumlah dana komite yang diterima dan digunakan. Jika ada yang ingin mengetahui secara lengkap rinciannya, silahkan temui pengurus komite. Rincian dana tentunya sudah kami persiapkan sebagai laporan ke Kantor Kementerian Agama “, sebut Lintong Sirait.
Sementara Imran Simanjuntak yang dicecar dengan berbagai pertanyaan, terlihat memberikan jawaban yang sulit diterima akal oleh para orang tua siswa. Bahkan Imran Simanjuntak tidak mengetahui jumlah guru honorer yang menerima subsidi gaji dari dana komite, serta enggan memaparkan secara terperinci setiap nomenklatur penggunaan dana komite tersebut.
Seiring waktu berjalan dengan kesadaran dirinya, Imran Simanjuntak yang juga menjabat Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Kota Pematangsiantar, menyatakan pengunduran diri dari jabatan Ketua Komite MAN Pematangsianțar di hadapan orang tua siswa.
“saya menjadi pengurus/ketua komite dari tokoh pendidikan karena saya Ketua STAI Samora. Bukan dari tokoh masyarakat dari partai politik karena itu tidak diperbolehkan. Di hadapan orang tua hari ini, saya menyampaikan mengundurkan diri dari jabatan ketua komite. Saya punya tanggung jawab untuk mempertanggungjawabkan dana komite ini kepada bapak-ibu semuanya. Sama-sama kita harapkan, semoga MAN Pematangsianțar semakin lebih baik ke depannya”, kata Imran Simanjuntak.
Rapat yang seyogianya juga membahas tentang Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah (RKAM) TP 2025, tidak terlaksana dengan baik. Itu dikarenakan para orang tua siswa yang menjadi peserta rapat, terlihat saling sahut-sahutan dengan pengurus Komite dan Kepala MAN Pematangsianțar terkait ketidaktransparanan pengelolaan dana komite yang disampaikan Imran Simanjuntak.(Silok)