Restorasidaily | Simalungun, SUMATERA UTARA
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, beberapa hari terakhir, mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah.
Banjir yang terjadi diperparah akibat kebijakan pembuatan parit isolasi serta proyek replanting tidak sesuai SOP yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara IV juga diduga sebagai pemicunya.
Seperti yang terjadi di 2 Nagori (Desa) yakni, Nagori Pematang Silampuyang dan Nagori Silampuyang, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun. Saat hujan deras, Minggu (27/8/2023), tanpak puluhan batang pohon sawit yang telah ditumbangkan, serta sisa cippingan batang pohon sawit dari proyek replanting di Afdeling V Kebun Marihat, berserakan terbawa banjir.
Air berasal dari parit isolasi yang ditimpuki dengan sisa cippingan dan batang pohon sawit yang masih utuh, mengalir hingga ke pemukiman masyarakat serta rumah ibadah (masjid), hingga merusak beberapa fasilitas umum dan harta benda milik masyarakat.
“dulu, kami tidak pernah mengalami banjir seperti ini. Tapi setelah PTPN IV Unit Kebun Marihat ini membuat parit isolasi, banjir pun melanda kami. Lihatlah, batang pohon sawit yang masih utuh dan cippingan batang pohon sawit hasil replanting, itu ikut terbawa banjir. Sampai sekarang, tak seorang pun pejabat Kebun Marihat itu menemui masyarakat. Mereka cuek seolah membiarkan masyarakat dalam kesusahan”, ucap seorang masyarakat Nagori Pematang Silampuyang.
Untuk itu, masyarakat di Nagori Pematang Silampuyang dan Nagori Silampuyang, meminta ketegasan Bupati Simalungun terhadap ulah PTPN IV Unit Kebun Marihat, yang telah membuat sengsara masyarakat atas terjadinya banjir di saat hujan deras.
Manajer Kebun Marihat, Fery Nasution, Asisten Afdeling V, Muklis, dan Mandor 1 Afdeling V, Nuriadi, hingga berita ini diterbitkan, tidak berkenan memberikan tanggapan karena telah memblokir WhatsApp wartawan Restorasidailycom.(Silok)