RESTORASIDAILY.COM | PEMATANGSIANTAR – Dalam beberapa bulan terakhir, ketakutan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Kelurahan Naga Pitu, Kecamatan Siantar Martoba.
Teror yang dilakukan oleh kelompok-kelompok gangster remaja membuat suasana di daerah tersebut mencekam.
Kelompok gangster yang didominasi oleh remaja ini, dengan nama seperti Simple Life, Kinning Pride, dan Kinning Junior, tergabung dalam aliansi yang mereka sebut Kelompok Biru.
Mereka sering kali melakukan aksi kekerasan dan membuat onar di lingkungan warga.
Aksi mereka tidak hanya berlangsung di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya.
Para anggota gangster ini aktif memanfaatkan media sosial, terutama Instagram, untuk memamerkan aksi kekerasan mereka.
Beberapa akun yang terkait dengan aktivitas mereka antara lain: @simplelife.pematangsiantar, @putraacrazyyy, @febry_sihombingg, @tutuppbukuu, @generation.zmn, @zermanboys_, @parluasan_, @stmbatakopematangsiantar01, @stmbatakopematangsiantargen2, @lordstar.__20, @ranting_misterius, @teamgekgekk, @kinning_junior, dan @kinningpridee_. Melalui akun-akun tersebut, mereka sering mengajak tawuran dan memamerkan aksi brutal mereka.
Iwan, seorang warga yang tinggal di Gang Air Bersih, menceritakan bahwa para gangster ini selalu memulai aksinya dengan teriakan “Paket” sebelum melempari rumah-rumah warga dengan batu.
“Sudah beberapa bulan ini, kami selalu merasa cemas, terutama saat malam hari,” ungkap Iwan, dikutip Jumat (24/5/2024).
Sejak aksi gangster semakin meresahkan, warga setempat memutuskan untuk menutup pintu masuk gang rumah mereka dengan portal untuk mencegah orang luar yang berniat buruk masuk.
Namun, upaya ini justru dibalas dengan kekerasan.
“Sesudah dipasangi portal, malah dilempar molotov,” ujarnya.
Kelompok Biru yang terdiri dari remaja-remaja tengil ini, kerap kali membuat ulah yang meresahkan warga.
Mereka tidak hanya melakukan teror fisik, tetapi juga mempublikasikan aksi brutal mereka secara luas di Instagram.
Baca Juga: 16 Akun Medsos Gangster Siantar Terdeteksi, Jadi Sarana Undangan Tawuran!
Menurut penelusuran, kelompok ini sering kali mengunggah video-video kekerasan mereka, bahkan saat melakukan seleksi anggota baru.
Mereka sengaja mengatur akun mereka dalam mode privat untuk menjaring anggota yang dianggap cocok.
Kelompok Biru dengan berani menantang kelompok lain dan menyebarkan ancaman melalui media sosial.
“Mereka ini merasa hebat karena beraksi secara berkelompok dan memegang senjata tajam. Tapi ketika tertangkap, mereka menangis juga,” kata Iwan, menggambarkan sifat remaja-remaja tersebut.
Tidak hanya itu, kelompok Biru juga memiliki rivalitas dengan kelompok lain yang dikenal sebagai Kelompok Merah.
Perseteruan antara kedua kelompok ini sering kali berujung pada bentrokan di jalanan kota, bahkan merambah hingga ke perkampungan dan rumah-rumah warga.
Keberanian kelompok ini semakin meningkat dengan konvoi puluhan sepeda motor sambil mengacung-acungkan senjata tajam di jalan-jalan kota.
Mereka membawa berbagai jenis senjata, dari klewang, arit, hingga egrek sawit yang dimodifikasi dengan pipa besi.
Video-video konvoi ini beredar luas di media sosial, menambah keresahan warga.
Warga di Jalan Medan Gang Air Bersih khususnya sering menjadi korban amukan kelompok Biru.
Kejadian terparah terjadi pada Minggu (5/5/2024) dini hari lalu, ketika sekelompok remaja bersenjata tajam menyerbu wilayah tersebut, merusak rumah-rumah dan melempari batu.
Keresahan di kalangan warga semakin memuncak.
Setiap malam libur, terutama menjelang dini hari, rumah-rumah mereka menjadi sasaran pelemparan batu.
“Mereka ini merasa sebagai gangster dan datang dari berbagai wilayah,” ungkap warga kepada media.
Warga mencoba berbagai cara untuk menghadapi teror ini.
Beberapa di antaranya berpatroli di sekitar lingkungan mereka.
“Kami hanya bisa berharap polisi segera menangani masalah ini dengan serius,” kata Setno, warga di wilayah yang sama.
Warga juga mulai membentuk kelompok-kelompok kecil untuk menjaga keamanan lingkungan mereka secara bergantian.
Di tengah situasi yang meresahkan ini, warga tetap berharap bahwa kondisi keamanan akan segera pulih.
“Kami ingin hidup tenang tanpa rasa takut setiap malam,” ujar Santoso, warga yang rumahnya menjadi sasaran pelemparan batu.
Pihak berwenang dan pemerintah diharap bisa menanggulangi masalah ini secara efektif dan mencegah terulangnya aksi-aksi serupa di masa mendatang. (*)