Restorasidaily | Pematangsianțar, Sumatera Utara
Penyaluran beras Bulog dari Perum BULOG yang seyogianya bertujuan untuk menahan laju kenaikan harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau Operasi Pasar (OP), justru dimanfaatkan sejumlah oknum Mafia Beras.
Mafia beras Bulog pun beraksi di Pamatangsiantar – Simalungun. Beras yang bersumber dari Perusahaan Umun Badan Urusan Logistik (Perum BULog) Cabang Pematang Siantar ini ternyata diganti baju dan diubah menjadi beras lokal dengan harga jual tinggi. Beras yang seharusnya disalurkan kepada masyarakat golongan menengah ke bawah dengan harapan bisa menjaga stabilitas harga beras dan ketersediaan pasokan dan harga pangan, ternyata diselewengkan oleh oknum oknum yang ingin memperoleh keuntungan pribadi yang saat ini sudah kaya raya (pantas beras mahal terus=Red).
Hal tersebut pun terungkap berdasarkan pengakuan seorang narasumber yang layak dipercaya. CV.Ohmy Pucay milik Rensius Pasaribu, di Jalan Ahmad Yani No 137, Kelurahan Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, merupakan mitra usaha Perum Bulog cabang Siantar melalui RPK (Rumah Pangan Kita).
Tidak tanggung tanggung, dari investigasi lapangan diketahui bahwa dalam 1 bulan saja CV.Ohmy Pucay bisa menyuplai 150 ton beras Bulog. Modusnya, mengganti karung beras Bulog dengan karung beras lokal bermerek serta beras lokal tanpa kilang, yakni beras merek BUAH ANGGUR SAUDARA.
Beras yang dipacking dengan merek-merek beras lokal ini disuplai ke beberapa daerah di Kabupaten Simalungun dan Kota Pematangsiantar, yaitu ke pabrik Mie Hun, di Nagori Siantar Estate dan setiap minggu bisa menampung 10 ton, sebagian besar di suplai ke toko toko beras yang ada di Pematangsiantar, ada juga ke Lapas Pematangsiantar. Sedangkan ke gudang TS Sibayak Raya bisa diorder 10 ton setiap bulannya. Sementara ada juga setiap minggu disalurkan sebanyak 20 hingga 30 ton ke pengusaha kilang beras merek KP.Jasa Bumi di Perdagangan, Kabupaten Simalungun milik Aquan.
Posisi sebagai mitra Bulog ternyata dimanfaatkan Rencsius Pasaribu untuk mudah mengambil beras dari Perum Bulog. Bahkan kuat dugaan sengaja dipelihara sebagai “anak main” untuk memainkan bisnis haram ini. Diketahui biasanya RPK Bulog paling bisa mendapatkan jatah paling banyak 2 ton per Minggu, namun Rensius diduga sengaja digunakan sebagai kaki tangan bisnis beras Bulog ini, sehingga untuk mengelabui petugas saat ada pemeriksaan maka Rensius Pasaribu menyimpan beras Bulog di gudang yang lain. Terkadang langsung main cepat ganti kemasan dan dibantu pekerja dari Perum Bulog. Informasinya permainan penyelewengan beras Bulog ini sudah berlangsung 4 Tahun terakhir,bahkan di Tahun 2022 Rencsus pernah meraup keuntungan milyaran rupiah saat harga beras melonjak naik.
“kuat dugaan beberapa pegawai Perum Bulog diduga terlibat dalam permainan ini, buktinya permainan ganti baju beras Bulog ini tidak pernah terendus sedikit pun. Bahkan ada beberapa oknum diduga yang paling berperan memuluskan kegiatan haram ini, beberapa oknum dari pegawai Bulog diantaranya Hendrik selaku Krani, Doni sebagai Pengawas, Ginda selaku Ketua bongkar muat. Ada juga Nelson Sirait yang diduga paling berpengaruh dalam permainan tersebut. Bahkan Nelson Sirait disebut-sebut punya pengaruh kuat dan mengaku ada hubungan keluarga dengan Kapoldasu Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, sehingga ketika ada permasalahan maka dia yang menyelesaikannya. Namun bukan tidak mungkin Kepala Perum Bulog Cabang Pematangsianțar diduga terlibat dalam hal ini”, ucap narasumber kepada wartawan Restorasidaily.com, Senin (6/1/2025).
Dengan proses cepat,beras Bulog pun langsung diganti kemasan menjadi beras premium yang sudah pasti harganya berbeda jauh seperti yg di lakukan kilang padi jasa bumi (aquan) .Ada 2 jenis beras yang biasa diganti kemasannya, yakni beras Bulog 50 Kilogram dan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) timbangan 5 Kilogram yang bersumber dari program Badan Pangan Nasional,beras yang telah diganti kemasan dan beredar dipasaran juga memiliki timbangan yang bervariasi mulai dari Netto 5 KG dan 10 KG hingga 30 KG.
Narasumber juga menyatakan, sebenarnya beras Bulog yang netto 50 KG tidak bebas dikeluarkan dari Gudang Bulog. Oleh beberapa pegawai Perum Bulog sengaja menyediakan stok goni SPHP khusus untuk pengusaha CV.Ohmy Pucay,dan secepat kilat langsung diganti kemasan 5 KG. Namun terkadang Rensius Pasaribu nekat juga mengangkut beras Bulog 50 KG ke gudang miliknya karena lokasinya tidak terlalu jauh.Tentu akibat ulah pegawai Perum Bulog yang ingin memperkaya diri sendiri. ini.
Terpisah Rensius Pasaribu selaku pengelola CV.Ohmy Pucay yang merupakan RPK atau mitra usaha Perum Bulog Cabang Pematang Siantar ketika dikonfirmasi menyatakan Itu dilakukan dikarenakan beras dari bulog hanya ada dalam bentuk kemasan 5k Kg dan 50 Kg. Sementara langganan usahanya membutuhkan beras kemasan 10kg dan 30 Kg.
“Itu di karenakan beras dari bulog hanya ada dalam bentuk kemasan 5kg dan 50kg pak. Sementara langganan saya butuh beras kemasan 10kg dan 30kg pak. Dan saya juga jual beras merek anggur nya sesuai dengan aturan pak. Jauh di bawah het. Untuk sekarang het bulog itu harga nya 13.100/kg pak. Sementara beras anggur saya jual 365.000/30kg. Itu saya jual harga nya sekitar 12.200/kg pak”, sebut Rensius Pasaribu melalui pesan WhatsApp.(Silok)