Restorasidaily.com | PEMATANGSIANTAR
Berjalan sempoyongan akibat mabok hingga tertidur di bantaran rel, Marusaha Manurung (52), duda beranak satu, warga Jalan Bawal Gang Lokan, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur tewas digilas kereta api pengangkut barang jurusan Medan-Pematangsiantar.
Peristiwa yang terjadi Kamis (23/11 2017) dini hari sekira jam 03.30 WIB, itu membuat warga yang tinggal di seputaran Stasiun Kereta Api, Jalan Kartini Bawah, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara berduyun-duyun mendatangi lokasi kejadian.
Awalnya Marusaha diduga baru minum tuak di seputaran belakang Pasar Horas, kemudian berencana pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki dari bantaran rel kereta api. Kondisi sudah mabok berat membuat Marusaha tidak sanggup melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya, melainkan malah tertidur di pinggir bantaran rel yang bebas hambatan.
Tidak lama kemudian kerera api bermuatan barang No 2802 No lokomotif CC2019902 dikemudikan masinis M.Buchory Lubis (30) bersama Asisten masinis Edi sisura ginting (28) melaju dari arah Kota Medan menuju stasiun kereta api Kota Pematangsiantar, dengan bermuatan Bahan Bakar Minyak (BBM) kemudian menyambar bagian kepala korban.
Mengetahui itu warga mendatangi lokasi kejadian. Namun saat itu korban ditemukan sudah meninggal dunia. Tidak lama kemudian personil Unit Laka Satuan Lalulintas Polres Pematangsiantar datang ke lokasi kejadian. Kemudian bersama personil Polisi Khusus Kereta Api (Poluska) mengevakuasi mayat korban untuk divisum ke ruangan jenazah RSUD dr Djasamen Saragih.
“Kasus tabrakkan menewaskan Marusaha Manurung itu sudah diserahkan ke pihak Polsuska untuk ditangani sekaligus diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku”, ujar Kanit Laka Aiptu James Situmorang singkat saat dikonfirmasi.
Sementara itu informasi lain dihimpun dari tetangga korban bahwa sehari-harinya korban berstatus duda beranak satu. Putri sematawayangnya bernama Mey boru Manurung (19) sedang bekerja di Kabanjahe, sehingga korban tinggal bersama orangtuanya Herta Sontiria boru Sihotang (81).
Hingga saat ini jenajah korban sedang disemayamkan di rumah orangtuanya menunggu kepulangan putri sematawayangnya Mey boru Sihotang yang sedang dalam perjalanan dari Kabanjahe. (Nandho/Ridho/Bukit)