Restorasidaily.com|PEMATANGSIANTAR
Perusahaan jasa transportasi berbasis Online GO-JEK yang beroperasi di Kota Pematangsiantar dituding melakukan penipuan terhadap seorang pelanggan. Jenis aplikasi layanan Go Pay dengan penerapan Saldo dana untuk membayar biaya yang ditentukan, dipotong tanpa adanya pengantaran dari dan ke lokasi yang dituju.
Seperti yang dialamI seorang pelanggan, A boru Sinaga, Kamis (26/10/2017). Dengan stok saldo dana yang dimilikinya, ia memesan layanan penjemputan dan pengantaran, menggunakan aplikasi Go-Pay. Setelah ditunggu hingga 30 menit lamanya, pengemudi Go-Jek tidak kunjung tiba. Anehnya, dana yang tersimpan di Go-Pay untuk membayar jumlah biaya yang telah di tetapkan, justru dipotong/diambil secara otomatis.
“Sekitar jam 11.30 wib, saya memesan layanan antar-jemput online go-jek, dari jalan ragi pane menuju rumah kopi restorasi di jalan wr supratman. Saldo dana yang tersimpan di layanan go-pay, milik saya, diporptong secara otomatis, padahal saya tidak dijemput dan diantar si pengendara,” ucap A boru Sinaga.
Dijelaskan, dirinya menerima imformasi yang muncul di layar, identitas oknum pengendara a/n Rudi Siregar dengan nomor pemesanan RB/912887196 berplat nopol BK 5401 WAA. Tiga puluh menit menunggu, si oknum pengendara tidak kunjung tiba. A boru Sinaga kemudian mencoba berkomunikasi melalui layanan pesan singkat dengan si oknum pengendara.
Oknum pemgendara Rudi Siregar membalas dengan kalimat yang menyatakan “Maaf kak tidak bisa”. A boru Sinaga pun membalas, meminta Rudi Siregar membatalkan pemesanan tersebut. Jika pelanggan yang membatalkan, maka akan dikenakan biaya yang dipotong secara otomatis.
Bukannya menurutinya, Rudi Siregar malah mengakhiri pemesanan seolah dia telah mengantar A boru Sinaga. Walhasil, A boru Sinaga pun dikenakan biaya Go Pay sebesar Rp 4 ribu.
“Saya merasa telah dirugikan. Saldo dana saya tersesot, tapi saya tidak menerima pelayanan yang semestinya. Bukankah ini sama saja saya telah ditipu?. Saya sangat kecewa dan tidak terima atas kebijakan ini,” katanya dengan kesal.
Mengetahui hal ini wartawan Rsstorasidaily.com mencoba menemui pihak perwakilan manajemen di ruko komplek hypermartm Jalan Medan KM 5. Bukannya disambut dengan baik, wartawan justru diperhadapkan dengan seseorang yang mengaku sebagai staf. Pria berkaos warna hitam, dengan suara lantang menyebut nama seseorang Hotnir Sitompul, anggota salah satu OKP, Pemuda Pancasila.
“Tidak ada pimpinan dan humas disini. Yang ada PP,” sebut pria berkaos hitam itu.
Lalu, sorenya sekira pukul 16.10 WIB, oknum pengendara Rudi Siregar datang ke rumah kopi restorasi. Bukannya meminta maaf, Rudi justru bersikap layas dan berbicara keras.
“Bukan disini aja saya cari makan ya,” ketusnya sambil berjalan meninggalkan rumah kopi restorasi.(Fendi/Ridho/Nandho)