Restorasidaily.com | SIMALUNGUN
Seorang terdakwa atas kasus Narkotika jenis Sabu, Alasen Kaban mengirim surat ke Presiden RI Joko Widodo untuk meminjam uang sejumlah Rp50 juta. Uang tersebut akan dipergunakan untuk “membayar” permintaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang sedang menangani kasusnya di Kejaksaan Negeri Simalungun.
Sesuai data copyan surat yang dikirim ke Presiden Jokowi, yang diterima redaksi Restorasidaily.com dari Ani, istri Alasen Kaban, disebutkan bahwa terdakwa Alasen Kaban mengaku jikalau awalnya dia bersama 4 temannya diringkus personil Jahtanras Polres Simalungun atas dugaan menyimpan sepedamotor hasil curian/penggelapan pada tanggal 12 April 2017.
Saat dilakukan penggeledahan di rumahnya, polisi menemukan sebungkus plastik kosong bekas sabu yang dikonsumsi pada dua hari sebelum penggeledahan, yakni pada tanggal 10 April 2017.
Oleh penyidik Satuan Reskrim Polres Simalungun, Alasen Kaban dinyatakan tidak bersalah atas kasus penadah sepedamotor curian. Namun selanjutnya Alasen Kaban bersama keempat temannya diserahkan ke unit Satuan Narkoba Polres Simalungun, lalu ditetapkan sebagai Tersangka penyalahgunaan (pemakai) narkotika jenis sabu.
Kemudian, penanganan kasus sabu dari penyidik Satuan Narkoba Polres Simalungun ini bergulir ke meja Jaksa Penuntut Umum (JPU) Erik Sitanggang SH di Kejari Simalungun.
Pada saat jadwal sidang diundur sebelum ke tahap sidang tuntutan, dirinya ditemui oleh JPU Erik Sitanggang yang berpesan agar keluarga Alasen Kaban menemui Jaksa Erik. Selanjutnya istri dan mertuanya menemui Jaksa Erik, namun tidak ada sesuatu hal serius yang dibicarakan.
Alasen Kaban lalu menyuruh istrinya untuk menemui oknum penyidik (juper) bernama Bancin. Si oknum juper pun menyuruh Alasen Kaban menyiapkan uang sejumlah Rp50 juta untuk mengurus pengurangan masa tahanan yang bakal diterimanya.
Adanya surat permohonan pinjaman uang kepada Presiden RI Jokowi untuk “membayar” permintaan JPU Erik Sitaanggang, kru media ini menemui Jaksa Erik di ruang kerjanya. Menurut Jaksa Erik, dirinya tidak pernah menyampaikan permintaan uang kepada Alasen Kaban, istri, mertua dan oknum juper bernama Bancin tersebut.
“Saya tidak ada sebutkan seperti apa yang ditulis di dalam surat ke presiden itu. Bahkan kemarin sewaktu persidangan, si terdakwa alasen kaban ditegur majelis hakim. Ia ngaku nyesal telah membuat dan mengirim surat untuk meminjam uang ke presiden. Dia lakukan itu karena rasa kekhawatiran atas masa hukumannya saja,” ucap Jaksa Erik, Rabu (1/11/2017) sekira pukul 14.00 WIB.
Begitu pula halnya dengan oknum Juper bernama Bancin saat dihubungi melalui sambungan seluler. Juper Bancin menepis ungkapan permintaan uang sejumlah Rp50 juta untuk mengurus perkara sabu di Kejaksaan Simalungun.
“Saya tidak pernah meminta uang dari si tersangka alasen kaban,” kata Juper Bancin singkat.
Surat peminjaman uang kepada Presiden RI Joko Widodo, hingga kini belum mendapat balasan. Sedangkan terkait kebenaran permintaan uang Rp50 juta yang harus disediakan oleh terdakwa Alasen Kaban, hanya JPU Erik Sitanggang, oknum Juper bernama Bancin, istri, mertua dan Alasen Kaban lah yang tahu sebenarnya. Jikalaupun ada pihak yang membantahnya, semoga kelak itu akan terungkap dengan sendirinya.(Silok)