Restorasidaily.com | PEMATANGSIANTAR – SIMALUNGUN
Kurun waktu satu bulan ke depan, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan dilaksanakan.
Berbagai persiapan telah dilakukan pada setiap sekolah, mulai dari kegiatan simulasi dan pelaksanaan kursus (les) tambahan pada sore hari pun sudah dilakukan pihak selolah.
Namun, pelaksanaan UNBK yang akan dimulai pada tanggal 2 April 2018 untuk tingkat SMK, dan pada tanggal 9 April 2018 untuk tingkat SMA, sepertinya tetap menghadapi kendala seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah atas nama Negara dirasa belum maksimal memberi perhatian dengan memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan, seperti peralatan komputer sebagai kebutuhan utama. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan akhirnya membuat kebijakan membagi jumlah siswa pada tiga gelombang dalam jadwal UNBK. Alhasil pihak sekolah dan para siswa bakal terbebani untuk menghadapi UNBK tersebut.
Tak jarang, pihak sekolah bersama pengurus komite sekolah membuat kebijakan, menyewa dan membeli peralatan komputer yang dibebankan kepada para orangtua, yang dikemas dengan musyawarah persetujuan bersama antara komite sekolah dan orangtua siswa.
Begitu pula yang akan dialami seluruh SMA dan SMK Negeri dan Swasta yang ada di Kota Pematangsiantar – Kabupaten Simalungun. Data diperoleh dari kantor UPT Dinas Pendidikan Siantar, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, untuk Tahun 2018, jumlah sekolah yang akan menyelenggarakan UNBK yakni, 78 SMA dan 79 SMK.
Sebanyak 5611 siswa SMA dengan rincian 2528 laki-laki dan 2083 perempuan, akan mengikuti UNBK pada tanggal 9 April s/d 12 April 2018.
Walau sebahagian kecil sekolah sudah mandiri dalam pengadaan komputer, namun masih samgat banyak kepala sekolah memiliki beban dalam menghadapi kendala kekurangan komputer untuk UNBK tersebut.
“Memang benar, jumlah peralatan komputer masih sangat minim di sekolah, menjadi kendala utama. Kami bersama pengurus komite sekolah dan para orangtua siswa akhirnya bersepakat mencari solusi dengan menyewa peralatan komputer. Siswa dibagi menjadi tiga gelombang, supaya seluruhnya bisa mengikuti ujian setiap harinya”, ucap seorang kepala sekolah, yang minta namanya tak disebutkan.
Oknum kepala sekolah yang ditemui Jumat (9/3/2018) ini meminta kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk tidak memutuskan aliran listrik di saat berlangsungnya UNBK nantinya. (Silok)