“Foto..foto”, perintah Camat kepada istrinya.
Dengan suara bernada tinggi Junjungan Silaban dengan nada menuduh ketiga oknum wartawan telah melakukan pemerasan. Melihat gelagat itu ketiga oknum wartawan berpamitan, namun dihalangi oleh Junjungan Silaban dan istrinya. Bahkan dua orang putrinya juga menghadang pintu, supaya ketiganya tak bisa keluar rumah.
Beberapa menit kemudian, atas panggilan Junjungan Silaban, dua personil Polsek Siborong-borong datang, lalu disusul oleh Reno Hutabarat, wartawan Trenberita.com.
Kedua polisi mempertanyakan apa yang terjadi sebenarnya kepada ketiga wartawan dan Camat Parmonangan.
Ketiga wartawan dan Junjungan Silaban meerangjkan yang jelasnya. Namun, Junjungan Silaban tetap pada pendapatnya bahwa ketiga oknum wartawan melakukan pemerasan dan harus diselesaikan di ranah hukum.
Mendengar penjelasan dari kedua belah pihak dan permintaan camat harus keranah hukum, kedua polisi tersebut menyarankan agar masalah ini dibawa ke Polsek atau ke Polres
Dan saat akan beranjak, kembali Junjungan Silaban menghadang dengan mengatakan ketiga wartawan harus jalan kaki ke kantor Polisi dan harus diiringi warga setempat. Mendengar permintaan dari Junjungan Silaban, salah seorang personil polisi menegur Camat Parmonangan tersebut.
“Tidak boleh begitu pak, kalau tidak bapak aja yang jalan kaki, kami naik mobil”, ujar oknum polisi tersebut.
Kembali suasana memanas, Junjungan marah marah bahkan mengutuki
Suasana mulai agak reda setelah kanitres Polsek Siborong borong, Iptu Hitler hutagalung datang dan dua orang wartawan lain. Namun sikap arogansi Junjungan masih tetap mencak mencak. Setelahnya ketiga wartawan yang merasa dihina dan dijebak serta dikriminalisasi menyebutkan akan buat laporan ke polisi.
“Nanti kita koordinasi dengan Polres Tapanuli Utara, bagaimana untuk buat laporan polisinya”, sebut Patar Lumban-gaol yang diamini oleh MS dan DN.
Ketiganya merasa Camat Parmonangan sudah merencanakan jebakan iitu kepada wartawan agar seakan-akan terjadi pemerasan,hal ini terbukti dengan cara sang camat membungkus uang itu dalam plastik putih.
“Kami merasa camat membuat jebakan, agar seakan akan terjadi kasus pemerasan”, kata ketiganya.
Selain itu mereka beranggapan Camat Parmonangan mencoba menyuap Wartawan dan profesi wartawan telah dihina oleh Camat Parmonangan Junjungan silaban.
( DN )